Muhammad Shufiy
Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang melakukan penelitian yang dibimbing oleh Dr. Anggi Putri Kurniadi, SE., ME selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pratikum Pengembangan Kompetensi Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Dalam Kajian yang membahas mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap kemiskinan di Sumatra barat.
Kemiskinan merupakan salah satu parameter paling sederhana untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara. Semakin besar proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan, maka semakin rendah tingkat kesejahteraan negara tersebut (Samputra & Munandar, 2019). Kemiskinan merupakan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dan Sumatera Barat. Selama tahun 2014-2016, pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan (Junaidi, 2017). Salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Angka pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat menurunkan pendapatan masyarakat sehingga akan berdampak pada tingkat kemiskinan(Utami et al., 2022).
Selain pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk juga memainkan peran dalam menentukan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi, seperti kesejahteraan masyarakat dan dapat meningkatkan angka kemiskinan(Rahajeng, 2021).Tentu saja, sudah umum diketahui bahwa ketika kita membahas kemiskinan, kita juga membicarakan pembangunan. Kedua aspek ini tidak bisa terpisahkan dan saling mempengaruhi. Kemiskinan adalah tanggung jawab bersama, terutama bagi pemerintah, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat(Giovanni, 2018).
Jumlah penduduk yang besar dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui efek pengganda karena meningkatnya permintaan(Sullivan & Hickel, 2023). Populasi adalah masalah besar dalam pembangunan suatu daerah. Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejateraan masyarakat dan pengurangan kemiskinan(Sirilius, 2017). Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah  pertumbuhan ekonomi, yang menjadi salah satu penentu tingkat kemakmuran masyarakat karena penghasilan mencapai puncaknya saat tenaga kerja digunakan sepenuhnya (full employetment)(Pohlan, 2019).
Hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa jumlah penduduk dan tingkat  pertumbuhan ekonomi terbuka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan(Chandra, 2022), ini menandakan bahwa faktor-faktor tersebut juga dapat menyebabkan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat.
dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat terus meningkat. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali, dapat mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama jika tidak ada penciptaan lapangan kerja yang cukup untuk menampung pertumbuhan tersebut. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang tinggi perlu kesadaran tentang perencanaan keluarga dan memberikan akses yang lebih baik ke metode kontrasepsi dapat membantu mengendalikan pertumbuhan populasi(Sirilius, 2017). Pemerintahan diperlukan memberikan penyuluhan tentang pentingnya perencanaan keluarga, dan dampak atas pertumbuhan populasi yang cepat pada ekonomi dan masyarakat dapat membantu mengubah prilaku masyarakat sehingga akan menekan atau menurunkan tingkat kemiskinan(Mukrimaa et al., 2016).
Jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan di wilayah Sumatera Barat pada bulan September 2022 mencapai 343,820 orang. Jika dibandingkan dengan bulan Maret 2022, terjadi peningkatan sebanyak 8,610 orang dalam jumlah penduduk miskin. Sementara jika dibandingkan dengan bulan September 2021, tercatat peningkatan sebanyak 3,890 orang. Persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan pada bulan September 2022 mencapai 6,04 persen, mengalami peningkatan sebanyak 0,12 persen poin dibandingkan dengan bulan Maret 2022, dan tetap sama jika dibandingkan dengan periode September 2021(BPS 2023).
Dalam konteks lokasi tempat tinggal, selama periode Maret 2022 hingga September 2022, terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan sebesar 2,720 orang, sementara di perdesaan meningkat sebesar 5,890 orang. Persentase kemiskinan di perkotaan mengalami penurunan dari 4,95 persen menjadi 4,90 persen. Sementara itu, di perdesaan, persentase kemiskinan meningkat dari 6,86 persen menjadi 7,20 persen (BPS 2023).
Apabila tingkat kemiskinan meningkat, akan ada peningkatan jumlah induvidu yang berada dalam kondisi miskin, dan aka nada potensi untuk terjadinya peningkatan kemiskinan ekstrem. Dampaknya dapat mengurangi kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam situasi kurang mampu(Junaidi, 2017).Kemiskinan juga disebabkan oleh ketidakserataan pendapatan yang saling berkiatan dengan tingkat  pertumbuhan ekonomi(Astuti, 2018). Seseorang atau induvidu yang menganggur umumnya akan kehilangan pendapatan utama mereka. Tanpa pendapatan yang memadai, mereka bisa terperangkap dalam lingkaran ketidaksetaraan pendapatan yang sulit ditinggalkan(Putria et al., 2023). Â
pertumbuhan ekonomi seringkali berdampak lebih besar pada kelompok-kelompok yang sudah rentan secara ekonomi(Prasaja, 2013). Ketidakserataan pendapatan dapat memperburuk kesenjangan social dan meningkatkan tidaksetaraan pendapatan dengan kelompok lain(Mukrimaa et al., 2016). Mengatasi  pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan, diperlukannya kebijakan pemerintah untuk mendukung penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan, pendidikan serta memberikan dukungan social kepada induvi untuk mencari pekerja(Muslim, 2014).
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat, kedua, untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat, ketiga, untuk mengetahui secara bersamaan pengaruh jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisis secara komprehensif dampak jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di suatu wilayah atau negara tertentu. Fokus penelitian mencakup dua aspek utama, yaitu mengeksplorasi hubungan antara pertumbuhan populasi dan tingkat kemiskinan untuk mengidentifikasi apakah pertumbuhan penduduk yang cepat berkontribusi pada peningkatan tingkat kemiskinan, serta mengidentifikasi dampak pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan dengan mengevaluasi apakah pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkorelasi dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi. Selain itu, penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang didasarkan pada temuan penelitian, yang dapat mendukung pemerintah dan pemangku kepentingan dalam merancang strategi efektif untuk mengurangi tingkat kemiskinan, dengan mempertimbangkan pengaruh dari jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Keseluruhannya, tujuan utama dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan dan membantu dalam pengembangan kebijakan yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penelitian ini memberikan manfaat yang substansial dalam beberapa aspek yang krusial. Pertama, hasil penelitian dapat membantu dalam merancang kebijakan publik yang lebih efisien dalam menghadapi masalah kemiskinan dengan memberikan wawasan yang lebih tajam kepada pembuat kebijakan. Kedua, penelitian ini memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai dampak pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan populasi terhadap tingkat kemiskinan, membantu individu dan keluarga dalam mengambil tindakan yang lebih cerdas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, kontribusi penelitian ini terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi dan sosiologi dapat memperdalam pemahaman tentang kerumitan masalah kemiskinan.
 Hasil data dan analisis dari penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh organisasi nirlaba, perusahaan, dan individu untuk membuat keputusan yang lebih berdasar terkait investasi, lokasi bisnis, atau dukungan sosial. Akhirnya, penelitian ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan permasalahan kemiskinan beserta faktor-faktor yang turut berkontribusi, mendorong partisipasi aktif dalam upaya penanggulangan masalah ini. Dengan kata lain, penelitian ini memiliki potensi besar dalam mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam kerangka yang kompleks yang melibatkan pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan, permasalahan yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat menjadi semakin nyata(Hilmi et al., 2022). Pertumbuhan populasi yang cepat tanpa penciptaan lapangan kerja yang memadai bisa mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang tinggi menciptakan persaingan sengit di pasar tenaga kerja, yang akhirnya meredupkan upah dan mutu pekerjaan. Tingkat pendidikan dan keterampilan kerja juga memiliki peran sentral, karena mereka memiliki dampak pada peluang individu untuk meningkatkan situasi ekonomi mereka. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah, termasuk kebijakan ketenagakerjaan dan sistem dukungan sosial, memegang peran penting dalam membentuk solusi yang komprehensif untuk masalah ini. Pemahaman akan kompleksitas hubungan antara faktor-faktor ini menjadi kunci dalam merancang strategi yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H