Mohon tunggu...
Muhammad Shufiy
Muhammad Shufiy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

traveling,touring

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemiskinan

18 Desember 2023   06:30 Diperbarui: 18 Desember 2023   06:34 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Muhammad Shufiy

Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang melakukan penelitian yang dibimbing oleh Dr. Anggi Putri Kurniadi, SE., ME selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pratikum Pengembangan Kompetensi Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Dalam Kajian yang membahas mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap kemiskinan di Sumatra barat.

Kemiskinan merupakan salah satu parameter paling sederhana untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara. Semakin besar proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan, maka semakin rendah tingkat kesejahteraan negara tersebut (Samputra & Munandar, 2019). Kemiskinan merupakan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dan Sumatera Barat. Selama tahun 2014-2016, pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan (Junaidi, 2017). Salah satu aspek yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Angka pertumbuhan ekonomi yang rendah dapat menurunkan pendapatan masyarakat sehingga akan berdampak pada tingkat kemiskinan(Utami et al., 2022).

Selain pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk juga memainkan peran dalam menentukan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi, seperti kesejahteraan masyarakat dan dapat meningkatkan angka kemiskinan(Rahajeng, 2021).Tentu saja, sudah umum diketahui bahwa ketika kita membahas kemiskinan, kita juga membicarakan pembangunan. Kedua aspek ini tidak bisa terpisahkan dan saling mempengaruhi. Kemiskinan adalah tanggung jawab bersama, terutama bagi pemerintah, dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat(Giovanni, 2018).

Jumlah penduduk yang besar dapat memicu pertumbuhan ekonomi melalui efek pengganda karena meningkatnya permintaan(Sullivan & Hickel, 2023). Populasi adalah masalah besar dalam pembangunan suatu daerah. Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yaitu kesejateraan masyarakat dan pengurangan kemiskinan(Sirilius, 2017). Faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan adalah  pertumbuhan ekonomi, yang menjadi salah satu penentu tingkat kemakmuran masyarakat karena penghasilan mencapai puncaknya saat tenaga kerja digunakan sepenuhnya (full employetment)(Pohlan, 2019).

Hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Lampung menunjukkan bahwa jumlah penduduk dan tingkat  pertumbuhan ekonomi terbuka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan(Chandra, 2022), ini menandakan bahwa faktor-faktor tersebut juga dapat menyebabkan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat.

dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk di Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat terus meningkat. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali, dapat mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk miskin, terutama jika tidak ada penciptaan lapangan kerja yang cukup untuk menampung pertumbuhan tersebut. Untuk mengatasi jumlah penduduk yang tinggi perlu kesadaran tentang perencanaan keluarga dan memberikan akses yang lebih baik ke metode kontrasepsi dapat membantu mengendalikan pertumbuhan populasi(Sirilius, 2017). Pemerintahan diperlukan memberikan penyuluhan tentang pentingnya perencanaan keluarga, dan dampak atas pertumbuhan populasi yang cepat pada ekonomi dan masyarakat dapat membantu mengubah prilaku masyarakat sehingga akan menekan atau menurunkan tingkat kemiskinan(Mukrimaa et al., 2016).


Jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan di wilayah Sumatera Barat pada bulan September 2022 mencapai 343,820 orang. Jika dibandingkan dengan bulan Maret 2022, terjadi peningkatan sebanyak 8,610 orang dalam jumlah penduduk miskin. Sementara jika dibandingkan dengan bulan September 2021, tercatat peningkatan sebanyak 3,890 orang. Persentase penduduk yang hidup dalam kemiskinan pada bulan September 2022 mencapai 6,04 persen, mengalami peningkatan sebanyak 0,12 persen poin dibandingkan dengan bulan Maret 2022, dan tetap sama jika dibandingkan dengan periode September 2021(BPS 2023).
Dalam konteks lokasi tempat tinggal, selama periode Maret 2022 hingga September 2022, terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan sebesar 2,720 orang, sementara di perdesaan meningkat sebesar 5,890 orang. Persentase kemiskinan di perkotaan mengalami penurunan dari 4,95 persen menjadi 4,90 persen. Sementara itu, di perdesaan, persentase kemiskinan meningkat dari 6,86 persen menjadi 7,20 persen (BPS 2023).


Apabila tingkat kemiskinan meningkat, akan ada peningkatan jumlah induvidu yang berada dalam kondisi miskin, dan aka nada potensi untuk terjadinya peningkatan kemiskinan ekstrem. Dampaknya dapat mengurangi kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang berada dalam situasi kurang mampu(Junaidi, 2017).Kemiskinan juga disebabkan oleh ketidakserataan pendapatan yang saling berkiatan dengan tingkat  pertumbuhan ekonomi(Astuti, 2018). Seseorang atau induvidu yang menganggur umumnya akan kehilangan pendapatan utama mereka. Tanpa pendapatan yang memadai, mereka bisa terperangkap dalam lingkaran ketidaksetaraan pendapatan yang sulit ditinggalkan(Putria et al., 2023).  

pertumbuhan ekonomi seringkali berdampak lebih besar pada kelompok-kelompok yang sudah rentan secara ekonomi(Prasaja, 2013). Ketidakserataan pendapatan dapat memperburuk kesenjangan social dan meningkatkan tidaksetaraan pendapatan dengan kelompok lain(Mukrimaa et al., 2016). Mengatasi  pertumbuhan ekonomi adalah salah satu upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan pendapatan, diperlukannya kebijakan pemerintah untuk mendukung penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan, pendidikan serta memberikan dukungan social kepada induvi untuk mencari pekerja(Muslim, 2014).


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat, kedua, untuk mengetahui bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat, ketiga, untuk mengetahui secara bersamaan pengaruh jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan di Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun