Mohon tunggu...
Muhammad ShivaAli
Muhammad ShivaAli Mohon Tunggu... Tukang Analisis

Suka ngoprek masalah procurement alutsista dan tukang analisis kebijakan pemerintah baik dari sisi politik, ekonomi, hankam, dan geostrategis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langkah Kecil Kita Selamatkan Dunia

24 Oktober 2021   08:52 Diperbarui: 24 Oktober 2021   08:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita ambil contoh di Jakarta dengan jumlah penduduk 11 juta jiwa yang beraktivitas setiap hari maka potensi pelepasan karbon dari pembakaran bahan bakar kendaraan sangat tinggi. Hal ini belum memasukkan orang dari daerah penyangga di sekitarnya. 

Emisi karbon dioksida di Jakarta saja pada tahun 2017 tercatat mencapai 206 juta ton per tahun. Jika semua orang sudah memiliki pemahaman dan menggunakan transportasi massal yang ramah lingkungan, maka emisi karbon dapat ditekan drastis. Opsi transportasi seperti Transjakarta dan KRL Commuter merupakan moda yang ramah lingkungan karena menggunakan gas dan listrik sebagai penggerak.

Kemudian terkait EV (Electric Vehicle), sebetulnya pemerintah telah menggelontorkan insentif untuk melipatgandakan kepemilikan electric vehicle di Indonesia. 

Hanya saja untuk sekarang, harga jual EV setelah insentif masih tergolong tinggi. Tersedia opsi sepeda listrik dengan harga murah namun after sales service dan ekosistem EV yang belum optimal di Indonesia kadang membuat bimbang konsumen. 

Tapi langkah konkret yang bisa diambil adalah menyiapkan investasi EV ini dari sekarang. Penulis optimistis di masa depan baik insentif dan infrastruktur pendukung EV akan hadir lebih luas dan terjangkau. 

Sehingga jika sudah ada persiapan finansial dari sekarang maka di kemudian hari di saat EV sudah terjangkau maka kita tidak kesulitan untuk membeli. Yang pada akhirnya hal ini dapat mendukung gerakan net zero emission.

Gaya hidup dengan implementasi low carbon footprint juga bisa dilakukan di rumah. Kegiatan dan aktivitas kita di rumah sering kali menggunakan energi listrik yang besar. Mulai dari pengisian daya gawai, pendingin ruangan, kulkas, pompa, lampu dll kadang masih membutuhkan daya yang tinggi. 

Terlebih pada perangkat keluaran lama dengan teknologi yang usang. Gerakan ini memang membutuhkan kekompakan semua pengguna listrik untuk bisa terlihat hasilnya, namun langkah kecil menjadi berarti untuk menginspirasi orang lain. Kita bisa gunakan perangkat listrik rendah daya dan mengelola dengan baik penggunaannya. Misalnya untuk hari yang tidak terlalu panas kita bisa optimalkan ventilasi luar ruangan. 

Atau menggunakan AC yang sudah menggunakan teknologi inverter dan mematikan perangkat yang sudah tidak digunakan. Hal ini krusial karena sekarang masih banyak pembangkit listrik tenaga uap yang membutuhkan batu bara untuk pembakaran. Mengurangi beban puncak listrik menjadi penting untuk menekan pelepasan emisi.

Semua langkah di atas membutuhkan sinergi dan kerjasama semua pihak untuk mewujudkannya. Pemerintah selaku regulator harus menelurkan kebijakan yang pas sedangkan masyarakat harus mendukung kebijakan tersebut agar cita-cita kita mengurangi dampak pemanasan global dapat tercapai. Langkah kecil kita memiliki arti besar bagi kelangsungan hidup manusia. Kalau bukan kita yang memulai siapa lagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun