Buku tersebut menggambarkan sejarah perkembangan industri dan perdagangan di Eropa serta dasar-dasar perkembangan perdagangan pasar bebas dan kebebasan individu. Meski buku itu terbit pada abad ke-18, namun sampai saat ini tetap dipakai sebagai pondasi ilmu ekonomi modern.
Adam Smith membuat suatu gagasan untuk melawan monarki, bahwa apa yang kita miliki dan apa yang kita punya adalah milik kita dan gagasan yang dimiliki Adam Smith untuk mengantisipasi negara mengambil hak individu secara paksa.
Salah satu point penting yang di sorot oleh Adam Smith adalah kebebasan pasar. Â Pemerintah seharusnya tidak ikut campur tangan biarkan para invisibel hand ini bekerja, biarkan mereka yang menentukan mau bekerja seperti apa untuk keuntungannya.
Dalam pasar bebas Adam Smith meyakini akan membawa kemakmuran bagi semua orang, dia pun meyakini kelas sosial akan tetap ada akan tetapi 'kuenya semakin membesar.'
Di dalam bukunya, Adam Smith menyebutkan pemikiranya itu comercial society bukan kapital. Selama hidupnya Adam Smith tidak pernah menyebutkan kapitalisme hingga akhir hayat. Mungkin, dia juga tak pernah mendengar kata-kata kapitalisme. Balik lagi ke substansi awal bahwa kata-kata kapitalisme itu ada setelah 100 tahun setelah eranya di dalam buku Das Kpital karya Karl Marx.
Buku Wealth of Nations sudah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perubahan pasar, dengan diimbangi oleh keruntuhan monarkisme, terjatuhnya feodalisme, sampai terjadinya berbagai macam revolusi sehingga orang-orang mulai bergerak ke arah pasar bebas sehingga Orang-orang berhasil menemukan kebebasan dan keuntungannya masing-masing.
Menurut Karl Marx persaingan pasar bebas ini menimbulkan esekuensi yang sangat negativ bagi masyarakat. Yaitu, adanya kesenjangan sosial. Dimana pasar bebas itu menguntungkan para kaum Borjuis, para pemilik modal, para pemilik alat produksi menjadi kaya dan semakin kaya. Sedangkan para pekerja, buruh itu semakin di rugikan dengan adanya pasar bebas.
Menurut Adam Smith pasar bebas itu akan memberikan keuntungan bagi semua orang. Ternyata tidak dan tidak disini bagi Karl Marx. Melalui mekanisme pasar kaum Borjuis yang memegang alat produksi dapat mengeksploitasi para buruh untuk menjual alat produksi agar mendapatkan ke untungan sebesar-besarnya dengan biayaya minim untuk komoditi of production.
Para Borjuis menghendaki keuntungan sebesar-besarnya dari penekanan biyaya minim itu di dapat dari para pekerja. Jadi kaum Borjuis menghendaki itu semua.
Jadi para pekerja atau buruh yang tidak menghasilkan komoditi, alat produksi dan modal mau tidak mau harus mengikuti dan para pemodal mengeksploitasi para pekerja demi keuntungan para pemodal. Hal ini lah yang disebut oleh Karl Marx sebagai kapitalisme dan pelakunya disebut kapitalis.
Jadi bisa kita bilang kapitalisme adalah mode produksi yang di tunjukan untuk mencapai keuntungan setinggi-tingganya yang di dapat melalu produksi dengan mengorganisir produk seminim mungkin.