Sempat viral beberapa waktu lalu, seorang lelaki dari pemilik akun Ghozali Everyday di OpenSea membanjiri berita di tanah air. Pria itu mengunggah NFT yang berisi foto selfie dirinya sendiri di depan kamera. Pria pemilik akun yang diketahui bernama Ghozali. Ghozali berhasil melonjakkan sekaligus memperkenalkan nama NFT di Indonesia. Alhasil, NFT menjadi tersebar dan membuat kenaikan, terutama pada grafik penjualan NFT. Kemudian, bagaimana kabarnya di tahun 2022? Apakah masih worth it? Mari saksikan penjelasan di bawah ini.
NFT apa sih?
NFT merupakan sebuah aset digital yang dapat diperjualbelikan di dunia maya. NFT dapat diartikan pula sebagai sertifikat yang dapat berpindah tangan, dengan history pemilik sebelumnya yang dapat dilacak. Namun, aset tersebut hanya bisa dimiliki sebatas gambar/art/domain/musik/karya digital lainnya yang tidak dapat dijadikan bentuk fisik. Dalam proses transaksinya, data NFT disimpan dalam sistem blockchain.Â
Blockchain sendiri adalah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terhubung dengan kriptografi (cnbcindonesia.com). Dengan keamanan tersebut, NFT dianggap aman oleh kalangan masyarakat, sehingga menjadi salah satu alasan banyak yang terjun ke dunia NFT.
Mengapa NFT Viral?
Berkat seluk beluk NFT yang didasari keamanan baru dan canggih, para pengunjung mulai berdatangan untuk mencobanya. Sistem blockchain inilah yang dianggap dapat dipercaya.
Selain itu, upaya transaksi dari NFT itu sudah tidak main-main, mulai dari 0,01 ethereum atau sekitar 18 ribu rupiah hingga 74.800 ethereum atau sekitar 1,3 triliun rupiah. Hal itu membuat banyak orang berbondong-bondong untuk terjun ke dunia NFT demi meraih cuan. Walaupun tak sedikit pula yang tidak mengetahui bagaimana NFT bekerja.
Kasus munculnya berita viral lain seperti pemilik akun NFT Ghozali Everyday yang berhasil mendapat cuan hingga 1,3 miliar. NFT juga membuat para pencari cuan berdatangan. Terutama dari negara tanah air.
Pergejolakan NFT
Ghozali Everyday adalah salah satu nama akun NFT di OpenSea yang sukses membawa nama NFT ke tatapan masyarakat luas. Akun itu membawakan NFT yang unik karena NFT-nya berisi dari swafoto pemilik akun itu sendiri. Hal ini membuat NFT kian hari menaik pada saat itu.
Melihat grafik volume penjualan 2021, NFT mulai menaik di tahun 2020. Pada sekitaran tahun itu, terjadi pandemik Covid-19 yang mengakibatkan dibatasinya kegiatan secara tatap muka langsung. Hal ini membuat penggunaan perangkat digital pada saat itu, meningkat secara drastis.
Penggunaan perangkat digital yang semakin meningkat berbanding lurus dengan jumlah peningkatan pengakses internet. Jumlah pengakses internet yang semakin banyak membuat pencarian kata kunci dan website meningkat. Pencarian itu kemudian berujung ke hal-hal baru, salah satunya yaitu NFT.
Pencarian NFT semakin meningkat dengan gejolak tinggi muncul pada pertengahan 2021. Gejolak tersebut disusul dengan garis stabil setiap bulannya hingga muncul lonjakan kembali pada bulan Januari 2022. Kemudian pada tahun 2022 akan menjadi sebuah PR kepada perkembangan NFT, lantasnya pandemi Covid-19 mulai mereda dan kegiatan offline sudah mulai terbuka kembali.
NFT Saat Ini
Jumlah peminat NFT terkini berada di ambang defisit. Hal ini terjadi karena jumlah produk NFT yang terus bertambah dengan pengunjung yang tetap. Kejadian ini sedikit demi sedikit membuat nama NFT terlupakan oleh masyarakat.
Dilansir dari website br.atsit.in, NFT terakhir kali melonjak pada akhir Januari 2022. Memasuki bulan Februari, jumlah pembelian NFT mengalami penurunan dan berakhir pada titik terendahnya pada pertengahan februari. Bila dikira-kira, tahun 2022 dapat diperkiraan sedikit menurun tetapi masih stabil.
Pada akhirnya, NFT sama dengan teman-teman digital terdahulunya, seperti Cryptomoney (Bitcoin, Ethereum, dll.). Nasibnya pun sama, yaitu penuh dengan ketidak pastian, terutama dalam nilai penjualannya. Ketidakpastian NFT bila diibaratkan seperti pedang bermata dua, jika dimiliki dapat rugi atau untung bagi pemiliknya.
Akhir Kata
NFT menjadi salah satu tren hangat yang dapat menjadi sumber keuntungan bagi yang mendalaminya. Namun, NFT juga berpeluang untuk merugikan hingga menghancurkan perekonomian siapa saja. Grafik pembelian dan tren dapat naik dan turun kapan pun, hanya para peminat sejati dan penikmat jangka panjang-lah yang dapat bertahan hingga NFT berada pada akhir hayatnya.
Maka dari itu, berbijaklah dalam bertindak, terutama dalam aset dunia digital seperti NFT. Terlebih NFT sendiri dasarnya seperti saham atau uang kripto lainnya yang sulit ditebak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H