___
Usia SMA (antara 15-18)
Usia gila. Ya, tantangan terbesar orang tua dalam mendidik anak-anaknya ada di usia ini. Dalam usia ini, kita bukan hanya berani berbeda, namun juga mulai berani menentang sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinan kita. Banyak perilaku menyimpang, kenakalan bahkan kejahatan dalam menghadapi masalah percintaan.
Pada dasarnya, kita di masa-masa SMA, kita mampu membuat standarisasi moral dan sosial sendiri (bahwa A lebih baik dari pada B, C itu terlarang dan D itu tidak apa-apa jika ditinggalkan, dst.). Sekaligus suka mencoba hal-hal baru.
Meski tak bisa dipukul rata, umumnya usia ini memang tempat mengaktualisasikan diri, masa dimana kita ingin menunjukkan pada semua orang "Aku bisa, aku paham, aku akan menunjukkan bahwa pilihanku benar dan aku akan bertanggungjawab atas apapun pilihanku".
Remaja SMA laki-laki tentu lebih berani dalam hal apapun. Remaja SMA perempuan kebanyakan hanya berani menyatakan sikap. Kita berani mengakui kekurangan diri sendiri dan mengakui tiap manusia itu punya levelnya sendiri-sendiri.
Cinta adalah misteri, drama dan perjuangan.
Mahasiswa S1 (antara 18-23)
Di usia ini kita mesti bagi-bagi lagi. Maklum, lebih kompleks memang, keadaan ekonomi, pendidikan, motivasi dan status sosial saling memengaruhi pembentukan mental dan kepribadian.
Mahasiswa: mulai menyadari kekurangan dan kelebihan, mulai mengklasifikasikan masalah lebih detail (terperinci). Benar-benar berani menyatakan sesuatu yang serius bahkan mengambil tindakan berisiko. Pemuda yang baik dan belum baik, biasanya bisa dengan mudah dilihat pada generasi ini.
Mahasiswi: secara umum hampir sama dengan laki-laki. Namun perempuan di masa ini adalah perempuan paling sensitif, perasa, baperan, mudah tertipu sekaligus menjadi perempuan paling tegas dalam menentukan pilihan. Terutama dia yang mulai melepas ketergantungan ekonomi dari keluarganya.