Gunnar mencintai lukisannya sendiri, Kyra
Gunnar mencintai lukisannya sendiri, Kyra. Gunnar bukannya tidak suka wanita, namun kesibukannya melukis dari pagi sampai malam setiap hari, membuatnya tak sempat bersosialisasi dengan sesama, apalagi merencanakan pernikahan meskipun nusianya sudah 30 tahunan.
Ia begitu idealis, tiap karya harus bermutu tinggi. Pengalamannya mengantarkan dia sebagai pelukis terbaik di jamannya. Menariknya, semua karyanya adalah wujud seorang wanita. Setiap lukisannya adalah wujud bak putri raja cantik jelita.
Suatu sore, Gunnar menatap lama Kyra. Matanya lambat berkedip, ia lihat Kyra seperti seseorang yang pernah ditemuinya: entah kapan, entah dimana. Jantungnya berdetak cepat, darahnya hangat, tak sadar, keringat membasahi dahi, leher, punggung dan kedua telapak tangannya yang sedang menggenggam palu dan paku yang biasanya dipakai memperbaiki bingkai-bingkai dari karyanya.
Palu jatuh mengenai kakinya, dan darah mengucur, Gunnar tak merasakan apa-apa, ia tak bergerak, kagum dan takut bercampur aduk.
Ia meraba pipi Kyra pelan, Kyra balik menatap tepat di matanya. Gunnar memegang kepala Kyra, dan mulai menggoyangnya sedikit, memastikan itu hanyalah ilusi.
Kyra adalah salah satu karya Gunnar yang terbaik. Ia berparas seorang gadis cantik. Sejak hari itu, Kyra dipindah dari gudang ke dalam kamarnya. Lukisan cantik itu tak hanya dipajang, ia diberi pakaian berlapis-lapis seperti seseorang, Gunnar tidak ingin lukisannya kedinginan. Ajaib. Ia telah jatuh cinta pada karyanya sendiri.
Gunnar berharap, setiap bangun tidur lukisan itu sudah menjadi manusia. Jika suatu hari kejadian seperti itu tiba, ia akan jadikan Kyra sebagai istrinya.
Sejak hari itu, Gunnar jarang melukis serperti sebelumnya. Di gudang, tempat ia biasa bekerja, sebelas plukisan tak selesai berserakan begitu saja. Ia sibuk merawat Kyra.
Di malam hari selama bertahun-tahun, ia berdoa semoga Tuhan meniupkan jiwa pada Kyra. Namun lukisan tetaplah lukisan. Kondisi Gunnar sudah dikenali oleh para tetangganya. Gunnar adalah seniman berbakat yang gila. Kata mereka.