Jadi syair-syair peracau burung gagak, dan burung lain pembawa sial.
Oleh pemuda-pemuda bahkan duda-duda.
Kau, pada akhirnya telah menghidupi imajinasi orang-orang, meski sebentar. Sebelum hilang, dan kita sebagai lelaki harus memulai lagi hitungan, tentang siapa yang kini tersisa, dari semua yang sudah mengulang hilang.
Galis, 2-11-2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!