Mohon tunggu...
Moh. Samsul Arifin
Moh. Samsul Arifin Mohon Tunggu... Dosen - Saya suka membaca dan menulis apa saja

Saya suka menulis, dan membaca apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fotografi, Demonstarsi, Demokrasi di Indonesia

25 Desember 2020   19:18 Diperbarui: 25 Desember 2020   19:23 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada juga foto petugas kepolisian yang berbagi makanan dan minuman dengan para demonstran. Foto terlihat jelas dengan warna yang alami, tidak terlihat seragam polisi atau almamater mahasiswa yang kusut, kotor akibat saling dorong atau beradu fisik lainnya, menggambarkan sebuah demonstrasi yang berlangsung aman tanpa aksi anarki.

Di media sosial, foto-foto tersebut menjadi biasa dilihat oleh banyak orang, (terlebih saat kini aplikasi fotografi, grup-grup fotografi sangat banyak jumlahnya sehingga jangkauan sebaran konten-konten yang memiliki nilai berita hangat sangat mudah viral) konten yang bersifat massal direpetisi terus-menerus secara tidak langsung akan menanamkan nilai dan keyakinan bahwa di Indonesia, (salah satunya adalah) hak berpendapat warga negara sebagai salah satu instrumen negara demokrasi benar-benar subur terawat.

Terlepas dari beberapa aksi anarkisme yang pernah pula dijumpai, namun kedudukan demokrasi tetap menjadi ruh dari siapapun yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Fotografi tidak lagi menjadi sekedar hobi dan profesi. Di Negara yang pengguna aktif media sosialnya lebih dari separuh jumlah seluruh rakyatnya seperti Indonesia, itu menjadi budaya baru. 

Ungkapan "A picture is worth a thousand words." yang berarti bahwa sebuah foto memiliki seribu kata untuk menceritakan peristiwa, menjadi pertimbangan pengguna media sosial selalu mengembangkan kemampuan fotografinya. 

Setelah diunggah di media sosial maka semua menjadi 'abadi' sebab akan bisa dilihat kembali di masa yan akan datang. Karya sesederhana apapun akan tersimpan dengan baik apalagi karya (fotografi) yang sudah viral di masyarakat.

Kebanyakan dari kita tidak menyadari hal tersebut, namun bagi pemerhati komunikasi khususnya pegiat fotografi, realitas sosial yang terjadi di sekitarnya mengandung makna yang kaya. 

Fotografi yang kini menjadi tren baru pengguna media sosial di indonesia, diharapkan menjadi saluran komunikasi dalam bukan hanya apresiasi seni namun juga menjadi dokumentasi sejarah yang baik karena dilakukan oleh masyarakat sendiri tanpa intervensi pihak manapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun