Dalam dunia manajemen, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien sangat bergantung pada kualitas kepemimpinan. Salah satu model yang memberikan panduan tentang peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah model yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Model ini berfokus pada empat aspek penting: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan. Keempat aspek ini bekerja secara bersinergi untuk membantu pemimpin dalam mengelola sumber daya, baik manusia, finansial, maupun sumber daya lainnya, agar dapat mencapai tujuan organisasi dengan optimal.
Dalam jurnal ini, saya akan merefleksikan tentang pengalaman saya selama dua minggu terakhir terkait penerapan model Greenaway dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan kerja saya, dengan fokus pada empat elemen utama: Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan.
Peristiwa
Pada minggu pertama, saya dihadapkan dengan sebuah peristiwa penting di tempat kerja yang melibatkan pengelolaan sumber daya manusia untuk proyek besar. Proyek ini melibatkan tim yang terdiri dari berbagai divisi, dan saya diminta untuk memimpin pertemuan awal guna menentukan pembagian tugas dan peran masing-masing anggota tim. Proses ini memerlukan kejelian dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, terutama dalam hal keahlian dan kemampuan individu di tim tersebut.
Peristiwa kedua terjadi pada minggu kedua, ketika saya harus menghadapi tantangan dalam mengelola sumber daya finansial untuk proyek tersebut. Penganggaran yang awalnya direncanakan ternyata kurang memadai karena adanya perubahan kebutuhan dalam proses implementasi. Saya harus segera menyusun strategi untuk menyesuaikan anggaran tanpa mengorbankan kualitas atau progress proyek.
Perasaan
Menghadapi kedua peristiwa ini, saya merasakan campuran perasaan. Pada awalnya, saya merasa cukup tertekan dan cemas, terutama saat memulai pembagian tugas dalam tim. Tanggung jawab yang besar dan kebutuhan untuk memahami potensi masing-masing anggota tim menjadi tantangan tersendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, perasaan ini sedikit demi sedikit berganti menjadi rasa percaya diri, karena saya mulai melihat bagaimana tim saling bekerja sama dan mengoptimalkan potensi yang ada.
Dalam menghadapi tantangan pengelolaan anggaran, saya merasa frustrasi dan terdesak. Namun, saya juga merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk belajar bagaimana membuat keputusan finansial yang lebih bijaksana. Perasaan ini akhirnya berubah menjadi rasa kepuasan ketika saya menemukan solusi kreatif untuk menyesuaikan anggaran tanpa mengorbankan tujuan proyek.
Pembelajaran
Dari kedua peristiwa tersebut, saya belajar banyak mengenai pentingnya komunikasi yang jelas dan pengelolaan sumber daya yang fleksibel. Dalam pembagian tugas tim, saya menyadari bahwa pemimpin harus mampu mendengarkan dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan masing-masing anggota tim. Saya belajar bahwa efektivitas seorang pemimpin tidak hanya diukur dari kemampuan untuk memberi perintah, tetapi juga dalam bagaimana cara memotivasi dan menginspirasi orang untuk memberikan yang terbaik dari diri mereka.
Pembelajaran lain yang saya peroleh dari tantangan pengelolaan anggaran adalah pentingnya perencanaan yang matang, namun tetap memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang ada. Anggaran yang telah disusun dengan cermat bisa saja terganggu oleh faktor eksternal atau perubahan kebutuhan proyek. Oleh karena itu, pemimpin perlu memiliki strategi cadangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan yang cepat dan tepat.
Penerapan
Menerapkan pembelajaran tersebut, saya mulai mengubah pendekatan saya dalam mengelola tim dan sumber daya. Dalam pembagian tugas, saya lebih sering berkomunikasi dengan anggota tim untuk memahami apa yang mereka butuhkan dan bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi terbaik. Saya juga mulai mengembangkan sistem feedback yang lebih terbuka agar anggota tim merasa dihargai dan termotivasi.
Di sisi lain, untuk pengelolaan anggaran, saya mulai lebih teliti dalam memonitor pengeluaran dan menyesuaikan anggaran sesuai dengan perkembangan proyek. Saya juga menerapkan pendekatan yang lebih kolaboratif dengan pihak keuangan untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi masalah anggaran.
Kesimpulan
Model yang diajukan oleh Dr. Roger Greenaway, yang berfokus pada Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran, dan Penerapan, memberikan struktur yang sangat berguna bagi seorang pemimpin dalam mengelola sumber daya. Melalui refleksi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, pemimpin dapat memahami perasaan yang muncul dan menggunakan pengalaman tersebut untuk pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran ini kemudian dapat diterapkan dalam tindakan nyata yang akan membantu dalam mencapai tujuan organisasi dengan lebih efektif.
Selama dua minggu terakhir, saya merasa bahwa pendekatan ini sangat relevan dengan kondisi yang saya hadapi di tempat kerja. Model ini membantu saya untuk lebih menyadari pentingnya pengelolaan sumber daya yang tidak hanya mengandalkan keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan perubahan. Penerapan model Greenaway dalam pengelolaan sumber daya memberikan saya wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana seorang pemimpin harus mengelola perasaan, pembelajaran, dan penerapannya untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H