Mohon tunggu...
Muhammad Salim
Muhammad Salim Mohon Tunggu... Freelancer - freelance

saya merupakan pribadi yang suka menelusuri sejarah dan juga ilmu pengetahuan, khususnya tentang pesantren dan peradabannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1

5 Oktober 2024   21:27 Diperbarui: 5 Oktober 2024   21:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hasil: Selama pelajaran ini, saya belajar banyak hal baru tentang filosofi Ki Hajar Dewantara. Saya memperoleh pengetahuan baru yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan saya sebagai pendidik. Melalui 6 Dasar Pemikiran Ki Hajar Dewantara, saya memiliki keyakinan bahwa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik, saya harus mengajarkan anak-anak menggunakan trilogi pendidikan, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Saya harus memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan minat, bakat, dan kreatifitas mereka karena saya menyadari bahwa anak-anak memiliki kodrat yang bebas. Ini akan memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi terbaik mereka.

Sebagai pendidik, saya diharuskan untuk mengabdi kepada anak-anak saya dan menjadikan mereka subjek daripada objek. Selain itu, saya harus memperhatikan bahwa siswa bukanlah kertas yang dapat digambar sesuai keinginan saya karena mereka lahir dengan sifat yang tidak jelas. Tugas kita harus menebalkan garis-garis samar itu agar dia dapat menjadi manusia seutuhnya. Setiap proses pendidikan harus mengintegrasikan penerapan budi pekerti yang luhur untuk mencapai profil siswa Pancasila: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif.

Seorang pendidik dapat digambarkan sebagai petani yang menanam jagung. Untuk memastikan bahwa tanaman jagung tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi, Anda hanya dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman jagung, memberi pupuk dan air, dan membasmi ulat-ulat.

Future (Penerapan)

Saya akan melakukan upaya terbaik saya untuk mencapai tujuan pembelajaran saya di kelas. Banyak hal yang akan saya benahi selama bertahun-tahun, tindakan saya dalam kaitannya dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara jauh dari kata sempurna.

Agar kelas menjadi lebih interaktif dan menyenangkan, pembelajaran berpusat pada siswa harus segera diganti dengan pembelajaran berpusat pada siswa. Proses pembelajaran harus memungkinkan anak-anak untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menemukan jati dirinya dan menjadi manusia seutuhnya. Mengarahkan bukan lagi sesuatu yang harus dipertahankan, tetapi kita harus mengubahnya dengan mengajarkan peserta didik untuk menggunakan potensi alam yang mereka miliki sejak lahir untuk mengubahnya ke arah yang lebih baik. Kita juga harus mengajarkan mereka tentang dunia saat ini, sehingga mereka lebih mudah mengatasi masalah di masa kini dan masa mendatang. Ini akan membantu mereka menjadi manusia yang baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun