Lebih Susah Mana Belajar dengan Bekerja?
By: M. Saiful Kalam
Belajar pada dasarnya adalah aktivitas otak, sedangkan bekerja pada dasarnya adalah aktivitas fisik. Belajar adalah proses mendapatkan ilmu, sedangkan bekerja proses mendapatkan uang.
Dua hal tersebut jika dikaji mana yang lebih sulit, tentu tiap individu berbeda-beda jawaban. Menurut penulis, belajar memiliki kesulitan bahwa individu harus memiliki kemampuan memanajemen waktu untuk mengerjakan tugas, belajar bab baru, menghafal, menulis, dan sebagainya dengan baik.
Jika tidak dimanajemen dengan baik, maka belajar lebih sulit. Dan berujung dengan perkataan, "Ah, lebih enak bekerja ketimbang belajar. Sudah harus banyak soal yang diselesaikan, udah gitu gurunya begitu lagi."
Sedangkan jika bekerja, maka sebenarnya hamper sama dengan diatas, yaitu harus memiliki manajemen emosi dan mood yang baik. Bekerja juga tidak mudah dan kadang tidak sesuai ekspetasi, kadang dihadapkan dengan bos galak, gaji yang tidak sesuai kebutuhan rumah tangga, teman toxic, kadang mau melamar perusahaan laih banyak penolakan, dan sebagainya.
Akhrinya berujung pada perkataan, "Ah, lebih mending belajar. Bisa duduk manis di kelas sambal mengantuk-ngantuk, bisa bercanda dengan teman dan bermain."
Jika tujuan Anda belajar itu bergurau dan mencari teman tongkrongan, maka Anda salah jalur. Jika bekerja mencari tempat ber-AC dan gaji tinggi, itu juga salah jalur.
Yang pasti, sesuatu mudah dan sulit itu tergantung individu. Orang yang mudah mengeluh akan merasa bahwa belajar dan bekerja itu sama'' susah dan capek.
Tapi berbeda dengan orang yang mudah bersyukur, apapun kondisinya ia selalu melakukan dengan maksimal dan sepenuh hati.
Belajar itu untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Sebab, dengan ilmu nasib orang itu bisa berubah, yang dari awalnya tidak punya apa-apa menjadi punya. Butuh puluhan tahun belajar agar bisa merasakan manfaatnya.
Bekerja itu juga membangun masa depan. Bedanya, kalau ingin mendapatkan masa depan cerah, maka menabung dan sisihkan sebagian gaji. Sama, menabung konsisten itu butuh waktu puluhan tahun, supaya bisa merasakan hasilnya.
Memang paradigma orang tua bekerja giat dan anak belajar giat adalah idealis banyak orang. Jika ada orang tua yang menyuruh anaknya ikut bekerja itu juga tidaklah salah, sebab menanamkan sikap dewasa sejak dini dan proses belajar bahwa mencari uang itu susah.
Tapi, kebanyakan biasanya orang tua akan berkorban apapun demi pendidikan anak. Sering dijumpai orang tua hanya lulusan SD, namuan karena kerja keras mereka bisa men-kuliah-kan anak mereka hingga S3.
Siapa orang yang bisa melakukan hal tersebut jika bukan orang tua yang pekerja keras?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H