Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lebih Enak Mana Berkendara Memakai G-Maps atau Melihat Petunjuk Jalan?

7 Februari 2022   14:02 Diperbarui: 7 Februari 2022   14:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkendara merupakan salah satu aktivitas yang penting dilakukan oleh kita supaya sampai pada tujuan dengan waktu yang cepat. Berkendara tentu memerlukan alat, seperti motor, mobil, dan sebagainya.

Tentu ketika berkendara dan tidak tahu jalan agar sampai ke tujuan, ada beberapa alternatif cara. Bisa dengan bertanya warga sekitar, melihat peta, memakai g-maps, dan cara yang lain.

Tidak satu-dua kejadian ada pengendara yang sudah bertanya berulang kali atau memakai maps dengan lebih teliti, akan tetapi masih bingung atau bahkan tidak sampai tujuan.

Fokus topik yang kali akan kita bahas adalah kendala dalam memakai salah satu alat navigasi, yaitu google-maps dan plang atau petunjuk jalan.

Pengalaman penulis pribadi, ketika mau melakukan perjalanan dari Blitar ke Jombang, dari rute pemberangkatan ya berjalan lancer-lancar saja.

Akan tetapi, saat menuju dari Jombang Kabupaten menuju Jombang Kota (lokasinya di SMA Darul Ulum), ada sedikit kendala yang penulis alami. Kendalanya yaitu melewati jalan gang sempit dan berlika-liku.

Tentu kecurigaan mengapa saya bilang ini agak tersesat (bukan tersesat, sebab jalannya sama-sama menuju lokasi meski dengan rute jalan gang) yaitu ketika melewati sebuah jalan yang lebih kecil dibandingkan jalan utama Ngoro-Kota Jombang.

Kecurigaan saya kedua yaitu jalan yang kami lewati hanya pas untuk dua mobil saja. Itu pun mobil  yang satu harus agak ngalah, biar bisa sama-sama melewati jalan kecil tersebut.

Kecurigaan yang ketiga tentu jalan yang kami lewati banyak belokannya. Mungkin kalau dihitung ada sekitar 4-6 belokan yang harus kami lewati, baru agak perasaan lega ketika keluar dari jalan kecil menuju jalan besar.

Setelah saya selidiki dan pikir, ternyata ada beberapa kelemahan dalam penggunaan G-Maps sendiri. Kelemahan itu memang karena konsep G-Maps yang kita pakai berbeda dengan konsep plang-plang jalan yang selalu muncul di dekat lampu lalu lintas.

Konsep yang dipakai (mohon koreksi kalau penulis keliru) adalah G-Maps menggunakan konsep Jarak 'Terdekat'. Maksudnya, ketika kita hendak menuju ke lokasi tujuan, maka arah jalan yang akan diberikan ke kita adalah jarak terdekatnya.

Contoh pada kejadian kemarin saat menuju sekolah, jalan yang dipilih adalah gang. Padahal, penulis bisa saja memilih jalan yang utama (meski agak jauh dibandingkan rute G-Maps) agar tidak kebingungan dengan belokan jalan.

Kalau melewati jalan utama, maka belokan hanya ada 1-2 saja. Itu pun kalau kita belok dengan ada plang kemana arah tujuan yang bisa dituju oleh pengendara. Kalau ke belok kanan arah ke, A belok kiri arah ke B, dan luruh arah ke C. Semua jelas tertulis didalam plang terszebut.

Kembali lagi ke konsep G-Maps, ternyata kami dipilihkan jalan yang memang secara jarak terlihat lebih dekat ketimbang melewati jalan utama.

Memang jaraknya terlihat dekat, akan tetapi akan menjadi resiko tersesat di jalan kalau kita tidak menghafal sekian banyak belokan  yang ada itu.

Yang terjadi adalah kita akan semakin jauh dari lokasi yang dituju dan bisa-bisa tersesat dengan jarak yang lebih jauh, kalau kita sekali lagi tidak menghadal belokan yang ada.

Lantas apakah menggunakan plang jalan menjamin 100% tidak tersesat? Tentu saja tidak ya, sebab masalah tersesat atau tidak, bergantung dari bagaimana si pengendara menguasai jalanan yang ada untuk menuju sebuah lokasi.

Katakanlah saya sudah hafal jalan menuju ke SMA Darul Ulum yang ada di Jombang, maka saya tidak perlu menggunakan G-Maps. Sebab, saya sudah berkali-kali menuju ke sana dan hafal sekeliling jalan mana yang harus saya ambil.

G-Maps menurut saya akan sangat berfungsi jika kita adalah warga luar daerah yang hendak menuju ke sebuah lokasi yang sama sekali tidak diketahui sebelumnya.

Kalau menurut pribadi penulis, akan lebih baik jika kita menggunakan cara Hybrid kalau posisi kita adalah warga luar daerah, yaitu memakai G-Maps feat Road Sign.

Kalau mau hendak ke luar kota/daerah, maka gunakan Road Sign terlebih dahulu supaya kita melewati jalan utama dan tidak melewati jalan yang banyak belokan.

Baru kalau sudah sampai ke kota yang dituju, baru kita memakai G-Maps sebagai alat navigasi kita. Setidaknya kalau tersesat menggunakan G-Maps, tidak akan memakan banyak waktu dan jarak.

Oh iya hamper lupa, juga penulis menyarankan agar bertanya juga kepada pemilik lokasi agar memberi tahukan ancer-ancer (lokasi patokan)  yang ada saat memberikan titik Maps-nya.

Misal, saya mempunyai rumah di Jombang, kalau ada teman saya yang hendak berkunjung maka saya akan memberikan patokan "Rumah saya dekatnya SMA Darul Ulum".

Tentu hal itu memudahkan kita, sebab dari sekian rumah dengan kondisi cat beragam dan sebagainya, ada patokan utama yang mudah diingat kalau suatu saat hendak berkunjung ke tempat yang sama lagi.

Terlepas dari debat kusir antara driver dengan navigator (mungkin sering terjadi), yang penting adalah komunikasi yang baik diantanya.

G-Maps juga memiliki banyak kendala, utamanya kalau tidak ada sinyal, maka habis sudah. Kalau sudah demikian, maka bertanya kepada warga sekitar adalah solusinya. Tetap patuhi rambu lalu lintas yang ada supaya selamat sampai dijalan dan jadilah pengendara yang baik.

By: M. Saiful Kalam

Source: Pengalaman Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun