Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Introvert Vs Ekstrovert, dan Pengaruhnya pada Prestasi Kerja

4 September 2021   11:17 Diperbarui: 22 November 2021   22:51 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan pertama masih diambang kegagalan. Tina banyak belajar dari temannya. Setiap masukan san arahan ia lakukan. Dan perlahan kepribadian Tina yang introvert kini beralih ke ekstrovert.

Bulan kedua adalah bulan pembalaswn bagi Tina. Ia tidak ingin mengecewakan temannya, HRD, dan perusahaannya. Dan apa yang terjadi, Tina berhasil capai target 85 customer. Sebuah rekor yang fantastis bagi Tina, yang awalnya dikenal introvert.

Di lain cerita ada seorang ekstrovert yang melamar ke pekerjaan introvert. Katakanlah Budi, ia adalah karyawan yang dulunya suka traveling dan nongkrong tiap malem di kafe. Namun saat ini, ia menjalani karirnya sebagai seorang penulis.

Coba bisa dibayangkan tidak seorang yang notabene kemampuan berpikirnya rendah, kemudian disuruh menulis. Perlu kita ingat, bahwa menulis itu adalah salah satu pekerjaan mengharuskan untuk berpikir tingkat tinggi. Bahkan si Budi dikenal sebagai murid paling bodoh di kelasnya.

Kira-kira apa yang terjadi pada Budi? Satu atau dua bulan ia merasa tidak betah. Bayangkan ia harus menulis setiap harinya setidaknya satu berita/artikel untuk ditulis di media massa. Budi pun merasa pusing tiap harinya karena otaknya kalau disuruh berpikir itu panas.

Namun, teman kerjanya tetap memotivasi san terus memberikan masukan agar ai Budi tetap semangat. Lambat laun, akhirnya ia menemukan feeling di pekerjaannya. Ia sekarang tahu apa yang akan ia tulisnya saat ini.

Beberapa bulan kemudian, ia sanggup untuk menulis 15 artikel berbobot (dibayar mahal) di media massa. Dan hasil tulisannya menarik dan mampu menggaet views sekitar ratusan ribu.

Kenapa bisa demikian? Karena kata temannya, ia disuruh menulis apa kejadian yang paling sering ia alami di hidup. Karena ia suka traveling dan ngopi, maka tema yang di buatnya ya yang ia ahli membahasnya. Tulisannya dikenal punya ciri khas dan menarik dibaca.

Nah dari cerita di atas, penulis intin menekankan dua poin yang ada.

Poin pertama, apakah kepribadian seseorang itu berpengaruh pada prestasi kerja? Jawabannya ada. Bagaimana kalau seseorang itu bekerja bukan berdasarkan kepribadiannya. 

Ya mau tidak mau harus merubah kepribadiannya, karena konsekuensi pekerjaan. Kalau tidak sanggup, ya lebih baik resign atau out saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun