Mohon tunggu...
M. Saiful Kalam
M. Saiful Kalam Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Ekonomi

Calon pengamat dan analis handal

Selanjutnya

Tutup

Music

Last Child, Lagu Galau tapi Berirama Semangat

2 September 2021   03:26 Diperbarui: 22 November 2021   23:30 1993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Referensi: imajinasi pribadi dan musik terkait

Pasti sudah tidak asing dengan yang namanya Last Child, lagu yang dinyanyikan oleh Virgoun Teguh dan beberapa personel lainnya. . Lagu ini terbilang masih hits di mana kini, itu ternyata memiliki keunikan. 

Salah satu keunikan menurut penulis terletak pada irama/musik yang mengiringi lirik lagu tersebut. Ambil contoh ini, kalian pasti tidak asing dengan lagu "Duka".

Lagu yang dirilis pada tahun 2017 dan sekarang sudah mencapai 45 juta viewer. Seluruh lirik lagunya isinya galau. Lirik awalnya berbunyi begini "Kau membunuhku dengan perasaan ini", itu sudah menandakan lagu ini kalau. Di lirik awal, pengiringnya denting piano dan alunan gitar yang dipetik. 

Agak naik nadanya ketika lirik "Hingga air mata tak mampu tuk melukiskan pedih". Saat itu, mulai masuk suara drum, gitarnya mulai digenjreng, dan nada pianonya agak cepat. 

Dan ini, puncak 'keanehan' yang penulis maksudkan. Yaitu pas lirik "Sampai kini masih kucoba". Kali ini, ada dentuman drum mulai naik dan cepat, lalu gitarnya pakai nada seperti gitar listrik (penulis tidak paham menjelaskannya, intinya suaranya 'gereng'). 

Ya, lagu galau yang dibawakan dengan irama semangat itu tidak hanya "Duka" saja, melainkan menurut penulis, sepertinha kebanyakan lagu Last Child seperti itu. 

Kan kalau biasanya lagu galau itu pengiringnya piano atau gitar yang dipetik dan digenjreng dengan nada mellow, mengikuti lirik lagunya. Mungkin karena Last Child punya tujuan lain. Tujuannya yaitu agar pendengarnya meskipun galau, tapi tetap semangat.

Tapi yang penulis salut sama Last Child adalah proses pembuatan film untuk lagunya yang totalitas dan sangat sirat akan makna. 

Misal begini ketika ketika ada di lagu "Diary Depresi", di sana ditayangkan tentang kerasnya hidup anak jalanan dan anak yang hidup di tengah konflik orang tuanya sampai cerai. 

Anak jalanan itu tiap hari sekolah-ngamen-jual koran. Nampak bahwa kehidupan di pinggir jalan itu keras dan mengajarkan arti hidup untuk tetap bersyukur. 

Lain cerita dengan gadis yang di tinggal orang tuanya. Karena frustasi menjalani hidupnya, akhirnya ia memutuskan untuk mabuk dan melukai dirinya sendiri. 

Ia berpikir kalau dengan demikian, masalahnya cepat selesai. Tapi tidak, masalah hanya hilang sebentar dan esok muncul masalah baru lagi.

Lalu, diakhir video, ditayangkan senyum si bocah pengamen tadi dan gadis tersebut. Mereka salig merangkul satu sama lain dan nampak berusaha melupakan masa lalu yang kelam mereka. 

Kenapa bisa demikian, nampak dari sorot mata dan cara tersenyum mereka. 

Meski senyum mereka terasa berat, namun mereka tetap berusaha. Mereka sadar sebenarnya sudah tidak memiliki harga diri lagi untuk hidup. 

Namun, karena dukungan dari teman di sekelilingnya, motivasi mereka akhirnya kuat dan berusaha untuk menjadi yang lebih baik. 

Lagu yang lain, seperti "Pedih", yang mengisahkan seorang adik-kakak yang saling mencari. Keduanya sempat terpisah tempat dan hidup di daerah sendiri-diri. 

Sampai suatu saat, sang adik berhasil menemukan kakak, tapi kakaknya malah mengusirnya. Si kakak yang telah mengusir menangis di malam harinya karena adanya suatu hal. 

Si adik, yang awalnya kesal, ia berusaha dna berpikir. Sampai pada akhirnya, ia memutuskan untuk menemui atasan si kakaknya dan mencuri kalung milik kakaknya. 

Ia tahu demikian, karena saat malam hari bertemu dengan kakaknya, kalungnya nampak tidak sedang dipakai. 

Akhirnya, ia dikejar oleh atasan dan beberapa penjaganya. Beruntung, si kakak bisa menarik kerah si adik dan bersembunyi di suatu tempat. Mereka akhirnya berhasil bertemu kembali. 

Penulis berkeyakinan bahwa produser lagu ini pasti memiliki pengalaman dan pengetahuan yang kuat tentang anak jalanan sebelum membuat lagu ini. 

Soalnya, liriknya itu benar-benar membekas di hati pendengarnya.  Juga karena ditulis dengan memakai sepenuh hati, maka tersampaikan juga sepenuh hati.

By: M. Saiful Kalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun