Kota Gresik terang benderang dengan tiang listrik yang berdiri tegak simetris menghiasi seluruh jalan raya
Waktu buka puasa, ditandai dengan membunyikan petasan raksasa di Alun-alun  seberang Masjid Jami' Gresik yang ledakannya menggelegar, terdengar nyata di seluruh kota
Juga diiringi dengan bunyi sirine peninggalan jaman Belanda yang letaknya di seberang kantor PLN
Sirine itu sekarang sudah tidak berfungsi lagi dan lokasi menaranya diserobot toko di sebelahnya tetapi semua pihak mendiamkan
Kampung suling orang menyebut di kawasan seruling itu juga tinggal kenangan, pada hal mestinya termasuk peninggalan cagar budaya yang harus dilestarikan
Waktu datangnya Maghrib tidak lagi masalah karena hampir semua orang kemudian punya pesawat TV dan punya jam tangan maupun jam dinding
Dan dalam masyarakat yang sudah maju, gelegar petasan raksasa itu sudah tidak ada lagi
Sesudah shalat Ashar, masyarakat Gresik umumnya melakukan acara ngabuburit, rekreasi menjelang datangnya Maghrib dengan jalan-jalan atau pergi ke suatu tempat sambil menikmati keindahan alam raya
Pelabuhan Gresik, Alun-alun seberang Masjid Jami' Gresik, lalu Pasar Gresik dan beberapa tempat lagi merupakan lokasi rekreasi ngabuburit yang menarik
Sembari mencari bahan makan dan minum untuk takjil, barulah pulang untuk berbuka puasa di rumah