Mohon tunggu...
muhammad sadji
muhammad sadji Mohon Tunggu... Lainnya - pensiunan yang selalu ingin aktif berliterasi

menulis untuk tetap mengasah otak

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

135 Tahun Ibu Inggit Garnasih

26 Februari 2023   23:30 Diperbarui: 28 Februari 2023   17:00 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaver Buku Biografi Inggit Garnasih. (Sumber: Perpusnas)

Sukarno selama proses pencapaian tersebut, separo usianya ia jalani dengan segala lika-likunya bersama Inggit Garnasih, disamping organisasi Sarekat Islam yang menempa jiwa patriotik serta kejuangannya.

Inggit Garnasih dilahirkan pada tanggal 17 Februari 1888 di desa Kamasan, Banjaran, Kabupaten Bandung dari keluarga sederhana, ayahnya seorang petani yang bernama Ardjipan dan ibunya bernama Amsi. Parasnya yang cantik sehingga banyak orang yang menyukainya.

Pada usia yang masih sangat belia, tahun 1900 sudah harus memulai kehidupan berumah-tangga dengan seorang Kopral Residen Belanda, Nata Atmadja. 

Hanya bertahan selama empat tahun kemudian bercerai. Tidak berapa lama kemudian menikah lagi dengan H. Sanusi, seorang pedagang yang juga aktif dalam organisasi Sarekat Islam yang saat itu sedang populer sebagai organisasi massa Islam pada periode awal Pergerakan. 

Pada waktu Kongres Pertama Sarekat Islam di Bandung tahun 1916, Inggit Garnasih ikut terlibat sebagai panitia sehingga ia banyak bertemu dengan para aktivis pergerakan, termasuk tokohnya misalnya HOS Tjokroaminoto dan Agus Salim.

Kaver Buku Biografi Inggit Garnasih. (Sumber: Perpusnas)
Kaver Buku Biografi Inggit Garnasih. (Sumber: Perpusnas)

Momentum ini memberinya kesempatan untuk memahami situasi sosial dan politik masa itu sehingga membuat ia mempunyai pribadi yang matang dan karakter yang kuat walau pun pendidikannya hanya setingkat Madrasah Ibtidaiyah. 

Kematangan jiwa dan karakter yang kuat ini mulai terbentuk ketika kehadiran Sukarno yang indekos di rumahnya sebagai mahasiswa THS. 

Sejarah kemudian mempertemukan mereka menjalin hidup berumah-tangga pada tanggal 24 Maret 1923 setelah diceraikan oleh H.Sanusi, Bapak kosnya. 

Dan terbukti kemudian Inggit Garnasih juga berhasil membentuk kematangan intelekltual dan jiwa kejuangan Sukarno karena sebagai pendamping sejak menjadi mahasiswa sampai menjadi tokoh politik yang disegani oleh kawan maupun lawan. 

Buku setebal 384 halaman ini terdiri atas 19 Bagian yang dilengkapi dengan gambar yang sangat langka. Tetapi sayangnya gambar-gambar tersebut tidak dicantumkan waktu atau tahun pengambilan fotonya, juga adanya istilah tolak-ukur yang mestinya tolok-ukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun