Pertama, dosa besar seseorang yang menyandang sebagai pemimpin adalah apabila dia suka membunuh, berkelakuan munafik, suka berbohong, memfitnah tanpa dasar, menyekutukan Tuhan atau musyrik dan berbuat maksiat termasuk korupsi dalam segala bentuknya. Disebutkan, bahwa sebagai dosa besar, ganjarannya adalah neraka jahanam, dan apabila suatu bangsa mengamini rezim yang demikian, maka terpuruklah bangsa itu.
Kedua, Ustadz Abu Sangkan dalam suatu ceramah menyebut, bahwa untuk memberantas korupsi haruslah dimulai dengan keteladanan pemimpinnya dari Presiden/Kepala Negara sampai perangkat desa berikut perangkat penegak hukum dan para anggota legislatif.
Ketiga, Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh dalam khotbah sholat Iedul  Adha 2022 di Masjid Istiqlal menyebut, bahwa suatu rezim itu akan menularkan perilakunya secara terus menerus. Kalau baik rezim itu, semuanya akan menularkan kebaikan. Sebaliknya, apabila rezim itu suka membunuh, korupsi dan lain-lain sifat keburukan dan kezaliman, akan otomatis diikuti oleh jajaran di bawahnya dan terus menular ke generasinya secara terus-menerus dan akan mewabah sebagai bahaya laten.
Nah, buku ini menginformasikan dengan lengkap data otentik pilihan seputar perubahan rezim dari Orde Baru yang otoriter, ke alam reformasi yang demokratis. Selamat membaca dan memahami dengan baik!.***** Bekasi, Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H