Kesembilan, gedung atau bangunan yang pernah digunakan untuk berlangsungnya peristiwa bersejarah atau tempat tertentu yang bernilai sejarah.Â
Kesepuluh, tugu atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa penting dan bersejarah.Â
Kesebelas, prasasti, yaitu tulisan pada batu yang bernilai sejarah yang merupakan peninggalan kerajaan atau rezim pada masa lampau.Â
Keduabelas, dokumen atau surat-surat penting yang bernilai sejarah perkembangan suatu bangsa. Umumnya, berupa dokumen atau surat-surat penting yang tersimpan di Lembaga Kearsipan Negara atau museum.
   Â
Namun disamping keduabelas jenis benda peninggalan sejarah tersebut, ada lagi benda yang tidak kalah pentingnya yaitu surat kabar, majalah, film dan benda filateli. Yang dimaksud dengan benda filateli adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan prangko dan perprangkoan.Â
Istilah ini pertamakali dipergunakan pada tahun 1864 oleh seorang bangsa Perancis bernama Herpin, beberapa tahun berselang setelah diterbitkan prangko yang pertamakali di Inggris pada tahun 1840.Â
Benda filateli terdiri atas prangko (jenisnya ada prangko definitif, prangko peringatan, prangko istimewa dan prangko amal), prangko untuk tujuan khusus (contohnya : prangko pos kilat, pos udara, prangko dinas, prangko ekspres dan pos udara ekspres), prangko pungut atau porto, Sumbangan Ongkos Cetak (SOC), carik PUS (perlakuan khusus), postal stationary (benda pos bercetakan prangko misalnya dalam bentuk kartu pos, warkat pos, kartu pindah dan aerogram), souvenir sheet (carik kenangan), First Day Cover (FDC) atau Sampul Hari Pertama (SHP), carnet (karnet), stamp booklet (buku prangko), commemorative cover (sampul peringatan), maximum card (kartu maksimum) dan stempel pos atau cap pos yang jelas terbaca.
   Â
 Sebagai contoh, pada tanggal 10 November 1963, PN Pos dan Telekomunikasi RI menerbitkan prangko seri Ganefo (Games of the New Emerging Forces) I yang terdiri atas 8 prangko.Â
Dalam prangko tersebut digambarkan : acara penyambutan oleh rakyat (nilai Rp 1,25), tari Pendet (Rp 1,75), Gedung Konperensi Organizing Committee Nasional Ganefo I di Senayan Jakarta (Rp 4,-), obor Ganefo (Rp 50,-), memanah (Rp 6,-), badminton (Rp10,-), lembar lembing (Rp 12,-), dan perahu layar (Rp 25,-).Â