Ketiga. Kita pernah menistakan Sukarno setelah dijatuhkan pada tahun 1966. Menyebut namanya saja dengan sebutan penghinaan Orde Lama dan mengganti hampir semua obyek yang menggunakan nama Sukarno.Â
Pada hal dia berjuang sejak muda untuk kemerdekaan, bahkan sempat beberapa kali ditangkap penjajah Belanda. Dia juga yang mewujudkan keutuhan Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan berhasil mempersatukannya. Peran ini diakui oleh Sutan Syahrir dan Jenderal Besar AH Nasution.
Dalam buku Rosihan Anwar terbitan Kompas Agustus 2005 hal. 124 menyebut bahwa sewaktu di tahanan Keagungan  Jakarta, Sutan Syahrir mendapat kunjungan Lebaran Dr. Sudarsono mantan Menteri Dalam Negeri dan Sosial dalam Kabinet Syahrir dan mantan Dubes RI di India dan Burma (sekarang Myanmar).Â
Syahrir berpesan kepada Sudarsono :"Apa pun kritik kita kepada Sukarno, kita tidak boleh lupa bahwa dialah yang mempersatukan kita sebagai bangsa. Itulah jasanya".Â
Jenderal Besar AH Nasution dalam rubrik Pokok & Tokoh majalah Tempo, ketika menjawab pertanyaan siapa tokoh yang ia kagumi? Dia sebut bahwa sangat mengagumi dua orang, yaitu : Gubernur Jenderal Belanda yang menciptakan hegemoni Hindia-Belanda, dan Sukarno yang mewarisi melalui Proklamasi 17 Agustus 1945 dan mempersatukan sebagai Indonesia Merdeka dari Sabang sampai Merauke.
Keempat. Dokter Ben Mboi yang pernah menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur dalam memoarnya mengungkap bahwa ketika menempuh pendidikan lanjutan kedokteran di Belgia, mahasiswa dari Asia-Afrika menyebut Indonesia identik dengan Sukarno yang mereka akui sebagai Pahlawan Kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika. Agaknya, Ben Mboi menyesali karena pernah terbawa arus ikut menista dan mengganyang Sang Proklamator Ir. Sukarno.
Kelima. Ternyata, bahwa apabila kita menyebut Indonesia, banyak orang mengenal secara otomatis nama Sukarno, seperti juga Pulau Bali yang lebih terkenal daripada Indonesia.Â
Bahkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang terpilih selama dua periode masa jabatan presiden, dalam otobiografinya menyebut pernah tinggal di Indonesia, negara yang didirikan oleh Sukarno yang diakuinya sebagai tokoh kharismatik dan cemerlang.
Keenam. Kata Nusantara mungkin akan rancu karena salah satu saja sebagai contoh, ada Pelabuhan Laut di Pare-pare Sulawesi Selatan juga bernama  Pelabuhan Nusantara. Bahkan ada terminal pelabuhan laut yang diberi nama Nusantara di Pelabuhan Tanjung  Priok -- Jakarta.
Ketujuh. Apabila kita memperhatikan di TV, seringkali kita melihat para pendiri bangsa suatu negara terpampang gambarnya di ruang-ruang resmi. George Washington (Amerika Serikat), Muhammad Ali Jinnah (Pakistan), Kemal Ataturk (Turki), dan banyak lagi nampak terpasang di Istana Kepresidenan dan Kerajaan sampai di Kantor Kedutaan Besarnya.Â
Bung Karno sebagai pendiri bangsa dan berjuang sampai akhir hayatnya, mestinya layak mendapat penghargaan semacam itu. Bukan untuk mengkultuskan, melainkan untuk mengobarkan semangat persatuan, perjuangan dan mencapai kemajuan. Bahkan Universitas Bung Karno (UBK) layak didirikan di IKN baru yang lengkap dan modern.Â