Mohon tunggu...
Muhammad Sigit Santoso
Muhammad Sigit Santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Petani Ilmu

Hanya noda pada debu yang suci

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan Pembelajaran Berdiferensiasi

6 Maret 2024   15:07 Diperbarui: 6 Maret 2024   15:12 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, guru harus memiliki management skills yang baik. Di atas telah disebutkan dengan ringkas bahwa pembelajaran berdiferensiasi menuntut seorang guru untuk memiliki beberapa kemampuan agar tercapainya tujuan pembelajaran berdiferensiasi. Beberapa kemampuan terusebut yaitu, kemampuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran, menetapkan metode, model, dan strategi pembelajaran, memilih media pembelajaran, serta menyusun bahan ajar dan menyiapkan perangkat evaluasi yang terdiri dari cara dan bahan/bentuk evaluasi yang digunakan. Pun sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam pembelajaran berdiferensiasi intinya adalah terintegrasinya semua aspek pendidikan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang tetap memperhatikan karakteristik dan kondisi siswa yang beragam. Salah satu aspeknya adalah praktisi yang memiliki kemampuan mengintegrasikan pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan latar belakang siswa yang beragam.

Keempat, kurangnya bahan pembelajaran. Salah satu tuntutan yang tertuang dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu tersedianya bahan pembelajaran yang beragam. Sehingga siswa dapat memilihnya sesuai dengan tingkat kesiapan/kemampuan dasar dan gaya belajarnya masing-masing. Artinya, seorang guru atau pengajar harus mampu menyiapkan bahan pembelajaran sesuai dengan tuntutan tersebut. Namun, faktanya tidak semua guru memiliki kemampuan menyiapkan bahan pembelajaran seperti dalam tuntutan pembelajaran berdiferensiasi. Selain karena faktor kemampuan guru, penyebabnya juga beban kerja guru yang kompleks, termasuk beban administrasi yang kini semakin banyak menyita waktu guru daripada waktu guru untuk menyiapkan bahan pembelajaran. Faktor lainnya juga berasal dari tingkat kesejahteraan seorang guru yang belum merata terjamin (finansial/gaji). Sehingga menyebabkan loyalitas seorang guru untuk menyiapkan bahan pembelajaran dan mengajar berada di tingkat rendah.

Kelima, kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini dikarenakan istilah/ teori pembelajaran berdiferensiasi tergolong baru dikalangan pendidikan Indonesia. Hatta progran pelatihan terus berjalan akan tetapi keberhasilan penerapan pembelajaran berdiferensiasi masih gamang. Fakto politik juga menjadi momok dalam keberhasilan dalam menyiapkan guru-guru dengan skill diferensiasi yang bagus. Pasalnya, apabila puncak kepemimpinan tertinggi indonesia kurikulum pendidikan juga ikut berubah, ironisnya dengan tidak memperdulikan kurikulum yang sedang dikembangkan sebelumnya. Gejolak yang terjadi dikalangan akar rumput (guru), kementrian pendidikan seolah tutup mata, ambisi mengubah kurikulum mungkin sebagai orientasi keberhasilan menteri haru tetap dilaksanakan.

Pembelajaran diferensiasi ini saat ini masih asing dan mungkin menjadi momok bagi guru karena stigma yang dibangun oleh opini pribadi mengenai penerapan pembelajaran diferensiasi di dalam kelas. Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi kementrian pendidikan di Indonesia.  Pembelajaran diferensiasi seharunya tidak hanya berhenti pada tataran konten, proses, dan produk akan tetapi juga pada evaluasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan pengertian awal adanya pembelajran berdiferensiasi itu sendiri.  Apabila evaluasi yang dilakukan masih memuat unsur politisasi dan bisnis. Misalnya, pembuatan soal yang dilakukan pergugus bahkan dihandel oleh dinas pendidikan secara sama rata pada dasarnya sama saja memperkosa diferensiasi sejak dini. Apakah bisa pendidikan terbebas dan benar-benar merdeka dari politisasi?

 

Sumber:

Mumpuniarti, dkk. 2023. Diferensiasi Pembelajaran (Pengelolaan Pembelajaran untuk Siswa yang Beragam). UNY Press: Jogjakarta.

Suprayogi, M. N., & Inah, Ana. 2022. Buku Ajar Mata Kuliah Pilihan Pembelajaran Berdiferensiasi. Kemendikbud: Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun