Zombie Dunia Nyata
mss
"srupppp.." Sesaat setelah kopi ku teguk, Kau datang menghampiri ku. Kami berdiskusi masalah bagaimana menjadi manusia yang sebenarnya.
Akankah setiap manusia sama?
Apakah hanya ada kita?
Bukankah setiap jiwa memiliki identitas nya?
Lantas kenapa masih saja ada paksaan menyamakan identitas?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di kepala akhir-akhir ini.
Menjadi zombie di dunia nyata. Katamu itu adalah sesuatu yang mustahil.
"Cukup! Kau gila ya?" Dengan nada ketus. "Zombie itu hanya cerita fiksi, fiktif khayalan saja" kau menambahkan dengan lantang setengah mengejek.
"Oh. Ada. Kau contohnya! Â Kau itu zombie di dunia nyata!" Tegasku.
"Kurang ajar! Maksudmu apa bicara begitu?" Dengan nada kesal.
"Iya. Kau zombie sebenarnya. Ah. Bukan hanya kau saja. Mungkin juga aku, dia, mereka dan masih banyak lagi manusia lainnya. Yang sekarang menjelma menjadi zombie dunia nyata". Jawabku menjelaskan dan sedikit menenangkan.
Zombie adalah mayat yang masih dapat berjalan atau jasad hidup. Dalam filmnya zombie di gambarkan sosok manusia yang kehilangan akal, hanya memangsa manusia normal.Â
Uniknya, sesama zombie tidak saling memangsa. Apakah mungkin mereka mengerti rasa? Loh, katanya mati rasa?
"Oh kalo sesama zombie darahnya pahit, gak enak" apakah begitu?
Atau, malah dia tahu dan ngerti yang bakal jadi korban itu manusia normal? Di ajarkan begitu? Disekolahkan begitu? Atau bagaimana?
"Yah. Layaknya zombie yang hanya berteman dengan sesama zombie. Begitu juga manusia! Hanya sesama manusia yg buruk mereka berteman. notice dengan hadis nabi bahwa 'jika ingin melihat kepribadian, karakter, sifat dan kebiasaan seseorang lihatlah temannya'
Maka si nakal gabungnya dengan si nakal. Si pinter gabungnya dengan si pinter. Si berandal gabungnya dengan berandalan". Kataku sok paham.
"Susahnya jika ketemu si Munafik. Bukan Munafiah ya. Plin-plan. Si Muka dua Lima dan seterusnya. Sebab, itu biasanya menjadi pengadu domba. Pencipta keonaran dan kegaduhan. Oh Sial!"
Kupaparkan sependek tahu ku.
Lucunya kau menyimak dengan seksama dan antusias. Padahal aku hanya mencuap asal. Hh
Okay. Kembali ke zombie dunia nyata. Ya itu adalah aku, kau, dia, kita, mereka yang setiap harinya hanya terpaku saja dengan satu media. HP.
Saat ngobrol yang di lihat Hp. bukan menatap mata lawan bicara.
Kumpul berdua, tiga lima, masih juga HP.
Makan, ngaji, belajar, akan dan bangun tidur, bahkan sampe mau sholat masih saja dengan HP.
Oh. Sungguh hal itu telah menjadikan kita zombie dunia nyata, atas abainya  pada sesama. Hilangnya ngobrol dan bicara, hilangnya ekspresi kepedulian wajah, pudarnya saling menghargai menjadi saling memaklumi. Karena sesama pegang HP walau duduk bersama.
Dan terbukti, "si pecinta HP berkumpul sesama pemegang HP"
#backToRealWorld!
Megang Sakti, 29-09-2021
20.07
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H