Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan tujuh belas tujuan pembangunan berkelanjutan global yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), beserta ada 169 indikator yang diukur atas batas waktu yang telah ditetapkan, menjadi sebuah bagian dari agenda pembangunan dunia. Agenda ini bertujuan untuk mencapai perdamaian dan kemakmuran bagi manusia dan planet bumi, baik saat ini maupun di masa depan. Tujuan ini dirumuskan bersama oleh negara-negara yang berkolaborasi dalam lintas pemerintahan, melalui resolusi PBB yang diumumkan pada tanggal 21 Oktober 2015. Tujuan SDGs sebagai pembangunan bersama hingga tahun 2030.
Prinsip utama yang terkandung dalam SDGs adalah "Leave no one behind"Â (tidak meninggalkan satu orang pun). Dari prinsip tersebut, SDGs setidaknya dapat mengatasi dua aspek, yakni: (1) Keadilan prosedural, sejauh mana semua pihak yang selama ini terpinggirkan dapat terlibat dalam proses pembangunan. (2) Keadilan substansial, sejauh mana kebijakan dan program pembangunan dapat merespons permasalahan-permasalahan masyarakat terutama kelompok-kelompok yang terpinggirkan.
Sejalan dengan prinsip-prinsip dan tujuan ekonomi Islam yang selalu menempatkan kepentingan dan kemaslahatan umat sebagai prioritas utama, peranan ekonomi Islam secara signifikan turut berkontribusi dalam mencapai target SDGs melalui penerapan prinsip-prinsip ekonomi yang sejajar dengan nilai-nilai Islam. Prinsip ekonomi Islam mendorong keadilan sosial dan redistribusi kekayaan yang adil. Kekayaan dan sumber daya ekonomi dianggap sebagai amanah dari Allah yang harus dikelola dengan bijaksana dan adil. Ekonomi Islam menekankan pentingnya redistribusi kekayaan untuk mengurangi kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin.
Dalam artikel ini, penulis akan menjelaskan KONTRIBUSI EKONOMI ISLAM DALAM MENCAPAI SDGs 2030. Diharapkan artikel ini dapat memberikan pemahaman bahwa ekonomi Islam dapat membawa manfaat hingga skala global dibuktikan dengan in line nya visi misi ekonomi Islam dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ SDGs.
Mengakhiri Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Ekonomi Islam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui instrumen filantropi Islam, yakni ZISWAF: Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Dana wakaf dapat digunakan untuk pendidikan, kesehatan, pengembangan infrastruktur, dan kegiatan sosial lainnya. Praktik wakaf memberikan akses kepada masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan manfaat dari sumber yang ada, sehingga membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Zakat sebagai salah satu pilar dari ekonomi Islam. Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta kepada yang berhak menerimanya. Zakat diberikan kepada kaum miskin, fakir, janda, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan. Dengan memberikan zakat, masyarakat yang lebih mampu dapat berkontribusi dalam mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan lingkungan yang lebih setara. Zakat juga dapat membantu mendorong redistribusi kekayaan dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat.
Secara keseluruhan, ekonomi Islam memiliki instrumen-instrumen yang dapat mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui ZISWAF. Melalui ZISWAF, ekonomi Islam berupaya untuk mengurangi ketimpangan ekonomi, memberikan akses kepada yang kurang mampu, dan menciptakan lingkungan yang lebih setara dan inklusif.
 Peran Lembaga Keuangan Syariah Dalam Pertumbuhan Ekonomi
Lembaga Keuangan Syariah (LKS), seperti bank syariah dan Lembaga Mikro Keuangan Syariah (LMKS) memiliki peran penting dalam mempromosikan inklusi keuangan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ekonomi Islam yang melarang riba dan transaksi yang tidak adil, LMKS menawarkan solusi keuangan yang inklusif. Model pembiayaan seperti mudharabah dan musyarakah, yang menekankan pada akad kerjasama bagi hasil serta kolaborasi yang diimplementasikan melalui profit loss and sharing mengindikasikan layanan keuangan syariah lebih memperhatikan kesejahteraan dan keadilan bersama. Sehingga pada jangka panjangnya instrumen yang dihadirkan pada lembaga keuangan syariah mampu membawa dampak dan manfaat bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Prinsip Ekonomi Islam Mendukung Pengelolaan Lingkungan Yang Berkelanjutan
Ekonomi Islam mendorong perlindungan lingkungan melalui prinsip keterbukaan dan tanggung jawab lingkungan. Prinsip amanah dalam Islam mengajarkan individu untuk menjaga dan merawat bumi sebagai amanat dari Tuhan. Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Q.S Ar-Rum ayat 41, memberikan peringatan yang jelas tentang dampak perbuatan manusia terhadap alam. Allah berfirman yang artinya:
"Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."Â (Q.S. Ar-Rum: 4)
Dalam perspektif ekonomi Islam, ayat ini mengandung makna mendalam tentang tanggung jawab moral dan etika manusia dalam menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari amanah yang telah diberikan oleh Tuhan. Sebagai upaya tanggung jawab akan keberlanjutan lingkungan, ekonomi Islam melarang praktik-praktik yang merugikan lingkungan, sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan keseimbangan ekologis. Hal ini mendukung tujuan SDGs terkait dengan perlindungan dan pemulihan ekosistem alam. Prinsip-prinsip ekonomi syariah mendukung pembiayaan proyek-proyek yang berkelanjutan dari segi lingkungan. Investasi dan pembiayaan yang mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dapat membantu mencapai tujuan SDGs terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ekonomi Islam mendorong etika bisnis yang baik, termasuk kejujuran dan transparansi dalam transaksi. Hal ini dapat mendukung tujuan SDGs terkait dengan tata kelola yang baik dan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengadopsi etika bisnis dalam ekonomi syariah, bisnis dapat berperan sebagai motor penggerak menuju pencapaian SDGs dengan mempromosikan praktik bisnis yang adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepentingan sosial. Etika bisnis syariah melibatkan larangan terhadap praktik-praktik yang merugikan, termasuk penipuan, spekulasi, dan penyelewengan. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs terkait dengan tata kelola yang baik dan pencegahan korupsi.
Kolaborasi Global Untuk Mengatasi Ketimpangan Ekonomi
Penting untuk diingat bahwa implementasi prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan masih menghadapi tantangan. Tantangan seperti kesadaran dan pemahaman yang kurang serta keterbatasan sumber daya dan infrastruktur harus segera diatasi untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.
Salah satu aspek penting yang mampu menjawab tantangan-tantangan di atas, dapat diatasi melalui sinergi kolaborasi multistakeholder hingga skala global guna menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai implementasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang tetap memperhatikan aspek syariat. Kolaborasi internasional dalam bidang ekonomi Islam sangat bermanfaat. Negara-negara dapat saling menginspirasi dan belajar dari keberhasilan satu sama lain, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi Islam secara global. Selain kerja sama antarnegara muslim, diperlukan adanya kolaborasi dengan negara non muslim juga. Hal ini dilakukan guna mendukung upaya perluasan akses industri halal pada skala global sehingga harapannya mampu meningkatan akses pasar, kemudahan berdagang, dan investasi bersama, terutama dalam sektor-sektor yang memiliki potensi besar seperti industri halal, pariwisata, pertanian, dan manufaktur.
Dalam upaya mencapai tujuan kolaborasi global, organisasi-organisasi seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Bank Pembangunan Islam (IDB) memiliki peran strategis. OKI, sebagai wadah bagi negara-negara mayoritas muslim, memiliki peran sentral dalam memfasilitasi kerja sama ekonomi antaranggota. IDB, sebagai lembaga keuangannya, memberikan dukungan finansial untuk proyek-proyek pembangunan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. IDB adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan untuk mendukung pembangunan ekonomi di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. IDB berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi negara-negara Islam dengan
menyediakan pendanaan dan keahlian teknis untuk berbagai proyek sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, kolaborasi global antarnegara-negara dengan ekonomi Islam dan non-Islam memiliki potensi besar untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dunia. Melalui pertukaran pengetahuan, peningkatan perdagangan dan investasi, serta kerja sama dalam organisasi internasional, negara-negara dapat bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.
Penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam melalui instrumen seperti ZISWAF, lembaga keuangan syariah, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan menawarkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dengan mendorong redistribusi kekayaan, inklusi keuangan, dan pelestarian alam, ekonomi Islam tidak hanya berkontribusi pada pengentasan kemiskinan, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
Namun, keberhasilan implementasi ekonomi Islam membutuhkan sinergi antara kesadaran masyarakat, dukungan kebijakan, serta kolaborasi global yang melibatkan berbagai pihak. Melalui upaya kolektif dan berbagi pengalaman, ekonomi Islam dapat menjadi pilar penting dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan bagi semua.
DAFTAR PUSTAKA
Halida Bagraff. "Peran Ekonomi Syariah Dalam Sustainable Development Goals (SDGs) | Buletin Politeknik NSC Surabaya."Â Buletin Politeknik NSC Surabaya, 15 Jan. 2024, buletin.nscpolteksby.ac.id/peran-ekonomi-syariah-dalam-sustainable-development-goals-sdgs/. Accessed 18 Nov. 2024.
"Keuangan Syariah Seharusnya Jadi Motor Penggerak Utama SDGs." Komite Nasional Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 2020, www.kneks.go.id/berita/297/keuangan-syariah-seharusnya-jadi-motor-penggerak-utama-sdgs?category=1. Accessed 18 Nov. 2024.
"Peran Ekonomi Islam Dalam Mengatasi Ketimpangan Ekonomi Global." Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan , 5 Oct. 2023, pasca.uinsyahada.ac.id/peran-ekonomi-islam-dalam-mengatasi-ketimpangan-ekonomi-global/. Accessed 18 Nov. 2024.
United Nations. "The 17 Sustainable Development Goals." United Nations, 2015, sdgs.un.org/goals.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H