Mohon tunggu...
Muhammad Roihan Barier
Muhammad Roihan Barier Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Brawijaya yang memiliki passion dalam bidang marketing, manajemen, bisnis, organisasi, dan ekonomi Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Ekonomi Islam dalam Mencapai SDGs 2030

23 November 2024   14:31 Diperbarui: 23 November 2024   14:41 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi Islam mendorong perlindungan lingkungan melalui prinsip keterbukaan dan tanggung jawab lingkungan. Prinsip amanah dalam Islam mengajarkan individu untuk menjaga dan merawat bumi sebagai amanat dari Tuhan. Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Q.S Ar-Rum ayat 41, memberikan peringatan yang jelas tentang dampak perbuatan manusia terhadap alam. Allah berfirman yang artinya:

"Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. Ar-Rum: 4)

Dalam perspektif ekonomi Islam, ayat ini mengandung makna mendalam tentang tanggung jawab moral dan etika manusia dalam menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari amanah yang telah diberikan oleh Tuhan. Sebagai upaya tanggung jawab akan keberlanjutan lingkungan, ekonomi Islam melarang praktik-praktik yang merugikan lingkungan, sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan keseimbangan ekologis. Hal ini mendukung tujuan SDGs terkait dengan perlindungan dan pemulihan ekosistem alam. Prinsip-prinsip ekonomi syariah mendukung pembiayaan proyek-proyek yang berkelanjutan dari segi lingkungan. Investasi dan pembiayaan yang mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dapat membantu mencapai tujuan SDGs terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ekonomi Islam mendorong etika bisnis yang baik, termasuk kejujuran dan transparansi dalam transaksi. Hal ini dapat mendukung tujuan SDGs terkait dengan tata kelola yang baik dan pembangunan berkelanjutan. Dengan mengadopsi etika bisnis dalam ekonomi syariah, bisnis dapat berperan sebagai motor penggerak menuju pencapaian SDGs dengan mempromosikan praktik bisnis yang adil, berkelanjutan, dan berorientasi pada kepentingan sosial. Etika bisnis syariah melibatkan larangan terhadap praktik-praktik yang merugikan, termasuk penipuan, spekulasi, dan penyelewengan. Hal ini sesuai dengan tujuan SDGs terkait dengan tata kelola yang baik dan pencegahan korupsi.

Kolaborasi Global Untuk Mengatasi Ketimpangan Ekonomi

Penting untuk diingat bahwa implementasi prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam konteks pembangunan ekonomi berkelanjutan masih menghadapi tantangan. Tantangan seperti kesadaran dan pemahaman yang kurang serta keterbatasan sumber daya dan infrastruktur harus segera diatasi untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Salah satu aspek penting yang mampu menjawab tantangan-tantangan di atas, dapat diatasi melalui sinergi kolaborasi multistakeholder hingga skala global guna menjadi wadah berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai implementasi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang tetap memperhatikan aspek syariat. Kolaborasi internasional dalam bidang ekonomi Islam sangat bermanfaat. Negara-negara dapat saling menginspirasi dan belajar dari keberhasilan satu sama lain, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi Islam secara global. Selain kerja sama antarnegara muslim, diperlukan adanya kolaborasi dengan negara non muslim juga. Hal ini dilakukan guna mendukung upaya perluasan akses industri halal pada skala global sehingga harapannya mampu meningkatan akses pasar, kemudahan berdagang, dan investasi bersama, terutama dalam sektor-sektor yang memiliki potensi besar seperti industri halal, pariwisata, pertanian, dan manufaktur.

Dalam upaya mencapai tujuan kolaborasi global, organisasi-organisasi seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Bank Pembangunan Islam (IDB) memiliki peran strategis. OKI, sebagai wadah bagi negara-negara mayoritas muslim, memiliki peran sentral dalam memfasilitasi kerja sama ekonomi antaranggota. IDB, sebagai lembaga keuangannya, memberikan dukungan finansial untuk proyek-proyek pembangunan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. IDB adalah lembaga keuangan multilateral yang didirikan untuk mendukung pembangunan ekonomi di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. IDB berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi negara-negara Islam dengan

menyediakan pendanaan dan keahlian teknis untuk berbagai proyek sehingga dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Secara keseluruhan, kolaborasi global antarnegara-negara dengan ekonomi Islam dan non-Islam memiliki potensi besar untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dunia. Melalui pertukaran pengetahuan, peningkatan perdagangan dan investasi, serta kerja sama dalam organisasi internasional, negara-negara dapat bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.

Penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam melalui instrumen seperti ZISWAF, lembaga keuangan syariah, dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan menawarkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dengan mendorong redistribusi kekayaan, inklusi keuangan, dan pelestarian alam, ekonomi Islam tidak hanya berkontribusi pada pengentasan kemiskinan, tetapi juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun