Mohon tunggu...
Muhammad Rofy Nurfadhilah
Muhammad Rofy Nurfadhilah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis dan membaca merupakan cara yang paling elok dalam membunuh waktu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bisikan Sang Pasak Bumi

6 Desember 2021   15:35 Diperbarui: 6 Desember 2021   15:50 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan seolah berbicara dengan kuasa-Nya

Berbisik halus pada Sang Bumi


"Bangunlah!
Berbisiklah!
Lakukan hal kecil yang dapat mengingatkan 'mereka' pada Kami!"

Pasak bumi tertinggi di pulau terpadat itupun mengamini-Nya, dengan sedikit bisikan dan semburan apapun yang terkandung di dalamnya

"Ya, akulah Mahameru!
tapi jangan bodoh!
Kemahaanku tak berkuasa atas apapun",
Bisiknya dengan emosional

Teriakan itu,
asap tebal itu,
abu panas itu,
menjadi kepastian yang tak bisa ditolak

Kawasane Gusti Allah, sebagian telah sadar
Ya, semuanya terhanyut dalam duka yang membara

Mereka yang telah tiada, dan mereka yang masih diberi kesempatan untuk bernafas,
serta kita yang telah diberi kesempatan untuk mengingat-Nya
Kiamat kecil di pasak bumi tertinggi di pulau terpadat itu, merupakan sebuah hikmah

Teriakan itu,
kengerian itu
Merupakan Kalam Ilahi yang terejawantahkan pada semesta

Selamat jalan, hamba Tuhan yang telah kembali kepada-Nya!
Selamat datang, hikmah dari kiamat kecil itu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun