Di-PHK bukan karena adanya kelemahan diri yang tak mampu bekerja dengan baik, meskipun benar demikian, sadarilah bahwa keputusan tersebut bukan karena kita lemah, tapi karena situasi global yang membuat kita harus mengalah untuk kepentingan bersama.Â
Kalau merasa diri lemah -tentu- sejak awal tak mungkin diterima bekerja pada perusahaan tersebut. Sadarilah bahwa manusia unggul pada potensinya masing-masing, carilah dan temukan potensi tersebut dengan rasa optimis.
Hindari diam
Diam terlalu lama menangisi nasib, bukanlah tindakan yang tepat. Seperti air yang mengalir; teruslah bergerak agar jernih dan tak banyak menimbulkan penyakit seperti halnya air yang tergenang.
Sambil memikirkan 'peluang', maka bergeraklah; lakukan hal positif dan bermanfaat meskipun tak berupah.Â
Membersihkan rumah dan pekarangan, misalkan, adalah contoh nyata menghindari diri dari diam. Atau, yang telah berkeluarga, dengan mengajarkan sesuatu hal yang bermafaat bagi buah hati, itu pun merupakan tindakan yang tak kalah bermafaatnya.
Ampil pena, dan mulailah untuk brainstorming mandiri
Tidak semua bisa menulis dengan rangkaian kalimat yang indah, tapi setiap orang pasti bisa corat-coret di atas kertas yang kosong. Ya, mereka yang sudah mengenal metode ini, maka tidak ada salahnya untuk melakukan brainstorming mandiri dengan memikirkan banyak hal secara radikal. Membebaskan pikiran untuk meraba banyak hal yang dimungkinkan untuk menemukan suatu ide adalah goal dari metode ini.
Seperti yang dilansir marketing.co.id bahwa brainstorming adalah teknik yang sangat berguna untuk mengembangkan solusi kreatif dalam menghadapi sebuah permasalahan. Teknik ini cukup populer dan sering digunakan dalam pekerjaan di kantor, juga dalam aktivitas keseharian lainnya.Â
Meskipun, biasanya dilakukan berkelompok, maka brainstorming secara mandiri juga cukup membantu dalam memunculkan ide dan kreatifitas atas masalah pribadi seseorang, termasuk masalah pasca-PHK.
Bermusyawarah dengan keluarga