"Bener, Dek, ini memang gara-gara Corona!"
Itulah kata-kata sihirnya -kurang lebih. Alangkah bijaknya, kalau orangtua menyimpan kata-kata tersebut dan tidak perlu terungkap di hadapan mereka.
Posisikan Diri sebagai Suri Tauladan (Contoh yang Baik)
Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Ungkapan itu tak salah apabila dijadikan pendorong orangtua untuk tetap menjadi sosok yang baik bagi anak-anaknya bagaimanapun kondisinya.Â
Atur dan jagalah bahasa dan sikap ketika berinteraksi dengan mereka, karena mereka akan mengkopi apa yang dilakukan orangtua, cepat atau lambat.Â
Ketika mereka belajar, dan orangtua tidak sedang work from home, maka usahakan melakukan kegiatan yang hampir 'sepadan' dengan apa yang dilakukan; misalkan dengan membaca buku. Hindari -misalkan- bermain game atau bersosial media ketika anak sedang belajar.
Bukan Menjadi Penilai, tapi Menjadi 'Pengapresiasi'
Ya, orangtua tidak harus menjadi penilai, namun cukup menjadi pemberi apresiasi terhadap apapun yang sedang dan telah dilakukan oleh anak-anaknya dalam konteks belajar atau dalam konteks apapun .Â
Karena dengan menilai, jatuhnya akan pada persoalan "saya payah" dan "saya memang tidak bisa melakukan ini, ini dan ini".
Namun, orangtua cukup memberikan apresiasi melalui kata-kata yang baik. Memuji, namun tidak terlalu memuji. Memberikan pengarahan, namun tidak terlalu menggurui. Proposional dalam mengapresiasi mereka.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!