Pertama kali memasuki jenjang perkuliahan di tahun 2020. Aku menemukan dirimu untuk pertama kalinya, orang yang pertama kali bisa membuatku kagum akan indahnya sifat serta caramu dalam memperlakukanku layaknya orang yang spesial, khususnya bagi kita berdua.Â
18.15 aku berangkat dari rumah menuju kampus untuk menghadiri acara pertemuan mahasiswa baru. Ketika sesampainya di kampus aku melihat banyaknya maba yang hadir dalam pertemuan tersebut. Setelah itu aku pun memasuki gedung aula kampus untuk bertemu teman-teman baru.
"Riz, barusan dateng nih?"
"Iya nih, di jalan macet banget tadi"
"Anak-anak udah pada nungguin kamu loh, kamu doang yang belum dateng dari tadi"
"Eh, iya maaf deh maaf hehe"
Pembukaan acara pun dimulai dengan diiringi dengan redupnya lampu aula dan disinari oleh beberapa lampu yang sejuk dipandang. Gemerlapnya bintang-bintang di angkasa juga terpancar indah menghiasi isi gedung aula. Oh iya, gedung aula kampusku bisa dibuka bagian atapnya dan juga bisa ditutup.
Setelah acara pembukaan dimulai, maka kami seluruh maba langsung diperbolehkan untuk mengisi acara di malam tersebut dengan kegembiraan seperti ada yang bernyanyi di atas panggung, ada yang bersenda gurau dengan teman lain, ada yang berpacaran ketika acara dimulai, ada yang menikmati pemandangan malam tersebut, dan ada yang menjalin hubungan dengan teman baru.
Dan yang aku lakukan ketika acara dimulai adalah mengambil beberapa makanan untuk dinikmati bersama iringan lagu yang menyejukkan hati. Aku pun bergegas untuk mengambil makanan di bagian depan panggung.
"Mmm enaknya yang mana, ya?"
"Ini aja deh, Riz, cobain deh pasti ketagihan
"Haha iya deh aku cobain, Sal"
Beberapa suapan makanan cokelat aku santap sambil menatap matanya yang indah ditambah sinar bulan dan lampu aesthetic yang menenangkan hati. Aku tidak berkedip sedetik pun untuk menatap matanya dengan dibarengi memakan makanan tersebut.
"Eh, Riz, Rizky, Kenapa kamu gitu ih lucu"
Sontak membuat aku tersadar dari hipnotis indah matanya.
"Eh.. engga kok, Sal, engga apa haha kamu punya mata yang indah, ya"
Pipinya mulai kemerah-merahan bak buah apel yang sudah masak.
"Jangan gitu ih Riz jadi malu akunya"
"Iya iya Salsaa ngga aku ulang kok haha"
"Cubit nih kalau diulang"
Ketika lama berbincang dengannya, tanpa sadar mulutku belepotan karena makan makanan cokelat tersebut. Yaa niatnya mau ambil tisu buat ngelap bekas cokelatnya si, tapi tiba tiba
"Ih, Rizky jorok ah makannya belepotan kayak anak kecil hahaha"
"Aku juga engga tau kali, Sal"
"Sini deh aku bersihin mumpung aku bawa tisu"
Kalian tau? Dia ngelap bekas cokelat yang ada di sekitar mulut dengan halus dan penuh kasih sayang. Ya kali cowok digituin terus ngga baper. Tanpa sadar kami berdua menjadi fokus perhatian seisi aula.
"Ciee ada yang pdkt nih kayanya"
"Apa si ah" celetuk ku
"Udah lah Riz jujur aja dari hati yang paling dalam" kata teman yang berbeda
"Iri ya iri ya? Kalian ga pernah diginiin doi kalian si" celetuk Salsa
"Iya iya percaya yang nemu doi di kuliahan" kata teman yang berbeda
"Udah udah buyar lu panda" kata ku sambil berjalan ke tempat duduk untuk menikmati indahnya pemandangan acara malam tersebut.
Ketika aku sudah duduk dan mulai menikmati irama lagu dan pemandangan malam itu. Tiba-tiba Salsa datang dan menawarkan sebuah minuman dan kue sebagai penghias suasana malam.
"Nih, Riz, cobain deh kali aja kamu suka"
"Ga usah repot-repot kali, Sal. By the way, makasih buat ini, ya" sambil mengelus rambutnya yang wangi dan halus.
Saat sedang berbincang-bincang kami pun tertawa bersama hingga acara akan ditutup. Setelah acara ditutup kami pun bergegas ke luar ruangan untuk menuju rumah masing-masing. Sesampainya di parkiran aku melihat dia sedang menelfon orang, tetapi seperti belum ada jawaban dari telfon tersebut.
"Sal? Kamu kenapa? Kok kayak gelisah gitu"
"Iya nih, Riz, kakak aku sulit dihubungin buat jemput aku"
"Yaudah aku tungguin deh"
"Atau aku naik taksi online aja, ya?"
"Ehhh jangan mending aku anter pulang"
"Jangan aduh sungkan aku"
"Daripada kamu nungguin lama mending bareng aku aja"
"Beneran nih, Riz?"
"Iya Salsaa bareng Rizky aja udah" sambil cubit hidungnya yang imut
Sewaktu perjalanan pulang kami masih bercanda dan tertawa bersama dengan membahas kejadian tadi di aula kampus. Sesampainya di rumah Salsa kami pun masih bercanda ria hingga jam 22.45
"Sal, kamu tau ngga si? Kamu cantik banget di acara tadi"
"Riz, jangan mulai deh aku jadi malu tau"
"Engga ih beneran Rizky ngomongnya"
"Terserah deh yang penting Rizky seneng"
"Kalau kita seneng berdua gimana?"
"Ehh maksudnya" wajahnya mulai memerah
"Sal, dari pertama masuk kuliah aku sudah perhatiin kamu. Sifatmu itu beda dari kebanyakan cewek yang Rizky kenal. Kamu itu spesial buat Rizky, kamu selalu ada kalau Rizky lagi sambat, selalu ada ketika Rizky butuh Salsa"
"Riz, beneran deh aku marah nih ya" sambil tersenyum kecil
Kalian tau? Senyumnya manis seperti orang yang sedang tidak ada beban dalam hidupnya.
"Sal, Rizky udah lama suka sama Salsa. Salsa mau jadi pacar Rizky? Jadi pendamping dan teman hidup Rizky juga"Â
"Emm"
"Pikir aja dulu nanti kalau udah selesai kabarin ke Rizky ya, see you"
Aku mulai bergegas kembali ke mobil untuk kembali pulang. Sesampainya di mobil dan akan membuka pintu mobil. Tiba-tiba Salsa datang dari belakang dan memelukku dari belakang dengan erat seraya berkata
"Iya Rizky, Salsa mau kok jadi punya Rizky dan jadi pendamping serta temen hidup Rizky"
Sontak aku pun tersenyum kecil bahagia dan membalikkan badan dan memegang kepalanya untuk mensejajarkan pandangan kami.
"Salsa, makasih ya uda nerima Rizky jadi temen dan pendamping hidup Salsa" satu kecupan di kening Salsa mendarat penuh sayang.
Kami berdua pun resmi menjadi Pacar di malam itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H