Model kekuasaan VOC, yang berbasis pada eksploitasi ekonomi dan dominasi politik, menjadi fondasi bagi penjajahan Belanda yang kemudian berkembang menjadi kolonialisme yang lebih luas.
 Relevansi Teori Oppenheimer dalam Memahami Dinamika Kekuasaan VOC
Penaklukan sebagai Dasar Pembentukan Negara Kolonial: Dalam teori Oppenheimer, negara muncul sebagai hasil dari penaklukan oleh kelompok elit yang kemudian mengatur dan mengendalikan kelompok yang ditaklukkan untuk keuntungan ekonomi. Hal ini sangat relevan dalam konteks VOC di Indonesia, di mana VOC mengambil alih wilayah-wilayah melalui kekuatan militer, diplomasi, dan manipulasi politik lokal, kemudian mengatur rakyat di bawahnya untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Negara sebagai Alat Eksploitasi: Oppenheimer berargumen bahwa negara pada dasarnya adalah alat eksploitasi oleh kelas penguasa terhadap kelas yang diperintah. VOC tidak bertindak sebagai negara tradisional yang melindungi warganya, melainkan sebagai organisasi yang secara sistematis mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di Indonesia untuk keuntungan ekonomi semata. Ini dapat dilihat dalam pengenaan monopoli perdagangan dan pajak yang sangat memberatkan bagi penduduk lokal.
Konsolidasi Kekuasaan di Tangan Elit: Seperti dalam teori Oppenheimer, di mana negara ditandai oleh konsolidasi kekuasaan oleh sekelompok elit, VOC berperan sebagai kelas penguasa yang mendominasi penduduk setempat. VOC menggunakan kekuatan militer, diplomasi, dan ekonomi untuk mempertahankan dominasinya dan mengamankan kepentingan dagangnya.
Model kekuasaan VOC di Indonesia tidak hanya memberikan gambaran bagaimana kekuatan kolonial mendominasi wilayah-wilayah jajahan, tetapi juga menunjukkan relevansi teori Oppenheimer tentang negara sebagai alat dominasi dan eksploitasi. Model kekuasaan VOC telah meninggalkan jejak mendalam dalam aspek ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia yang masih terasa hingga kini
Kesimpulan
Metamorfosis VOC dari perusahaan dagang menjadi kekuatan kolonial merupakan contoh nyata dari teori Franz Oppenheimer tentang transisi dari "cara ekonomi" ke "cara politik" dalam memperoleh kekayaan dan kekuasaan. VOC awalnya beroperasi sebagai entitas ekonomi yang berfokus pada perdagangan, namun secara bertahap mengadopsi metode-metode politik, termasuk penggunaan kekuatan militer dan manipulasi politik lokal, untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaannya.
Transformasi ini mencerminkan bagaimana kepentingan ekonomi dapat mendorong pembentukan struktur kekuasaan politik. VOC, yang awalnya hanya mencari keuntungan dagang, akhirnya menjadi penguasa de facto atas wilayah-wilayah yang dikuasainya, menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan seperti pemungutan pajak, penegakan hukum, dan bahkan pembuatan kebijakan.
Pandangan Oppenheimer membantu kita memahami bahwa kolonialisme seringkali bermula dari motif ekonomi namun berkembang menjadi sistem eksploitasi politik yang kompleks. Kasus VOC menunjukkan bagaimana logika akumulasi kapital dapat mendorong ekspansi teritorial dan pembentukan struktur kekuasaan yang oppresif.
Aanalisis metamorfosis VOC melalui perspektif Oppenheimer memberikan wawasan berharga tentang dinamika kekuasaan dalam sejarah kolonialisme. Ini mengingatkan kita bahwa perbedaan antara entitas ekonomi dan politik seringkali kabur, terutama ketika kepentingan ekonomi memiliki kekuatan yang besar.