Mohon tunggu...
Muhammad RizkiAkbar
Muhammad RizkiAkbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hai, nama saya Muhammad Rizki Akbar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tipologi Biologis Hans J Eysenck

12 Juli 2024   20:42 Diperbarui: 12 Juli 2024   20:53 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Neurotisisme

Seperti ekstraversi-introversi, neurotisisme-stabiliti mempunyai komponen hereditas yang kuat. Eysenck melaporkan beberapa penelitian yang menemukan bukti dasar genetik dari trait neurotik, seperti gangguan kecemasan, histeria, dan obsesif-kompulsif. Juga ada keseragaman antara orang kembar-identik lebih dari kembar-fraternal dalam hal jumlah tingkahlaku antisosial dan asosial seperti kejahatan orang dewasa, tingkahlaku menyimpang pada anak-anak, homoseksualitas, dan alkoholisme.

 Orang yang skor neurotiknya tinggi sering mempunyai kecenderungan. reaksi emosional yang berlebihan dan sulit kembali normal sesudah emosinya meningkat. Mereka sering mengeluh dengan simptom fisik, seperti sakit kepala, sakit pinggang dan permasalahan psikologi yang kabur seperti khawatir dan cemas. Namun neurotisisme itu bukan neurosis dalam pengertian yang umum.

 Orang bisa saja mendapat skor neurotisisme yang tinggi tetapi tetap bebas dari simptom ganguan delingkuen, atau mengidap gangguan psikis tingkat kedua (disorders of the second kind). C adalah orang normal yang introvers; tenang, berfikir mendalam, dapat dipercaya. D adalah orang yang normal-ekstravers; riang, responsif, senang bicara bergaul.

Gambar 1.3 Dimensi Ekstravers-Nurotisme dengan CAL dan ANS/Alwisol 
Gambar 1.3 Dimensi Ekstravers-Nurotisme dengan CAL dan ANS/Alwisol 
Orang yang skor psikotisisme-nya tinggi memiliki trait agresif, dingin, egosentrik, tak pribadi, impulsif, antisosial, takempatik, kreatif, keras hati. Sebaliknya orang yang skor psikotisismenya rendah memiliki trait merawat/ baik hati, hangat, penuh perhatian, akrab,

tenang, sangat sosial, empatik, kooperatif, dan sabar.

 Seperti pada ekstraversi dan neurotisisme, psikotisisme mempunyai unsur genetik yang besar. Secara keseluruhan tiga dimensi kepribadian itu 75% bersifat herediter, dan hanya 25% yang menjadi fungsi lingkungan. Seperti pada neurotisisme, psikotisisme juga mengikuti model stres-diatesis (diathesis-stress model), Orang yang variabel psikotismenya tinggi tidak harus psikotik, tetapi mereka mempunyai predisposisi untuk mengidap stress dan mengembangkan gangguan psikotik. 

Pada masa orang hanya mengalami stress yang rendah, skor P yang tinggi mungkin masih bisa berfungsi normal, tetapi ketika mengalami stress yang berat, orang menjadi psikotik yang ketika stress yang berat itu sudah lewat, fungsi normal kepribadian sulit untuk diraih kembali.


Psikotisme, dapat digabung bersama-sama dengan neurotisisme dan ekstraversi, menjadi bentuk tiga dimensi. Tiga garis yang saling berpotongan ditengah-tengahdan saling tegak lurus, menggambarkan hubungan antara ketiga dimensi itu. Setiap individu dapat digambarkan dalam sebuah titik pada ruangan yang diantarai oleh tiga garis dimensi itu. Ketiga dimensi itu. Setiap individu dapat digambarkan dalam sebuah titik pada ruangan yang diantarai oleh tiga garis dimensi itu. 

Menurut Eysenck dan Gudjonsson, ada korelasi negatif antara androgen (testoterone) dengan CAL Androgen dihasilkan oleh kelenjar adrenal kelamin laki-laki (testis) dan kelenjar adrenal perempuan (ovarium). Semakin tinggi androgen, anak semakin rendah CAL. Akibatnya muncul sifat-sifat. maskulinitas, seperti tingkahlaku agresif. Secara hipotetis, hormon androgen. menjadi mediator hubungan antara CAL yang rendah dengan kriminalitas.

Kecerdasan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun