2. Â Â Hirarki kedua: Trait, kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu. Â Â Â Â Ini adalah disposisi kepribadian yang penting dan permanen.
3.   Hirarki ketiga: Kebiasaan tingkah laku atau berfikir, kumpulan respon spesifik, tingkah laku/fikiran yang muncul kembali untuk         merespon kejadian yang mirip.
4.   Hirarki terendah: Renspon spesifik, tingkah laku yang secara aktual dapat diamati, yang berfungsi sebagai respon terhadap suatu        kejadian.
Eysenck menemukan tiga dimensi tipe, yakni ekstraversi (E), neurotisisme (N), dan psikotisme (P). Masing-masing dimensi saling asing, sehingga dapat berlangsung kombinasi antar dimensi secara bebas. Masing-masing tipe merupakan kumpulan dari 9 trait, sehingga semuanya ada 27 trait (Gambar 1.2). Hampir semua 35 trait sumber primer dari cattel sama dengan 27 trait dari Eysenck. Hirarki kebiasaan sangat banyak mungkin ribuan sedang hirarki respon spesifik tidak terhingga jumlahnya. Trait dari ekstraversi adalah: sosiabel (sociable), lincah (lively), aktif (active), asertif (assertive), mencari sensasi (sensation seeking), riang (carefree), dominan (dominance), bersemangat (surgent), berani (venture sume). Trait dari neurotisme adalah: cemas (anxious), tertekan (depressed), berdosa (guild feeling), harga diri rendah (low self esteem), tegang (tension), irasional (irrational), malu (shy), murung (moody), emosional (emotional). Trait dari psikotisme adalah: agresif (aggressive),  dingin (cold), egosentrik (egocentrik), takpribadi (impersonal), impulsif (impulsive), antisosial (antisocial), tak empatik, kreatif (creative), keras hati (tough-minded).
TIPE-TIPE KEPRIBADIAN HANS J.Eysenck menemukan dan mengelaborasi tiga tipe (E, N, P) tanpa menyatakan secaraeksplisit peluang untuk menemukan dimensi yang lain pada masa yang akan datang. Namundari pendekatan metodologik yang sangat terbuka, di mana Eysenck menyerap berbagai konsepdari banyak pakar, terkesan penambahan dan penyempurnaan terhadap teorinya sebagai sesuatuyang wajar.
Neurotisisme dan Psikotisme itu bukan sifat patologis, walaupun tentu individu yangmengalami gangguan akan memperoleh skor yang ekstrim. Tiga dimensi itu adalah bagian normal dari struktur kepribadian. Semuanya bersifat bipolar; ekstraversi lawannya introversi,neurotisisme lawannya. stabilita, dan psikotisme lawannya fungsi superego. Semua orang berada dalam rentangan bipolar itu mengikuti kurva normal, artinya sebagian besar orang berada ditengah-tengah polarisasi, dan semakin mendekati titik ekstrim, jumlahnya semakinsedikit.
Ekstraversi
Istilah ekstraversi dan introversi dipakai mula pertama oleh Jung. Menurut Jung,ekstraversi adalah orang yang pandangannya objektif dan tidak pribadi, sedangkan introversi adalah orang yang pandangannya subjektif dan individualis.Konsep Eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekat dengan pemakaian istilah itu secara populer. Ekstraversi mempunyai sembilan sifat sebagaimana ditunjukkan olehtrait-trait dibawahnya, dan introversi adalah kebalikan dari trait ekstraversi, yakni: tidak sosial,pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut.Eysenck yakin bahwa penyebab utama perbedaan antara ekstraversi dengan introversiadalah tingkat keterangsangan korteks (CAL Cortical Arousal Level), kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan.Â
CAL adalah gambaran bagaimana korteks mereaksistimulasi indrawi. CAL tingkat rendah artinya korteks tidak peka, reaksinya lemah. Sebaliknya CAL tinggi, korteks mudah terangsang untuk bereaksi. Orang yang ekstravers CAL-nya rendah,sehingga dia banyak membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya.Sebaliknya introvers CAL-nya tinggi, dia hanya membutuhkan rangsangan sedikit untuk mengaktifkan korteksnya. Jadilah orang yang introvers menarik diri, menghindar dari riuh-rendah situasi disekelilingnya yang dapat membuatnya kelebihan rangsangan.
Orang introvers memilih aktivitas yang miskin rangsangan sosial, seperti membaca,olahraga soliter (main ski, atletik), organisasi persaudaraan. eksklusif. Sebaliknya orang ekstraversi memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta hura-hura, olahraga beregu(sepakbola, arung jeram), minum alkohol dan mengisap mariyuana. Eysenck menghipotesakan ekstravers (dibanding introvers) melakukan hubungan seksual lebih awal dan lebih sering,dengan lebih banyak pasangan, dan dengan perilaku seksual yang lebih bervariasi. Ekstravers yang ketagihan alkohol dan narkotik cenderung mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar.