Enyalah malam ini kau
Dasar kau keparat yang selalu hadir.
Pergilah dasar kau mimpi buruk.
Ingin rasanya mati diri ini, sialan.
Selembar kertas pun tak cukup untukmu
Perlu lima buku pelajaran mungkin untuk itu.
Terlalu banyak sampai aku binggung, pusing.
Kau memang selalu suka membuatku berfikir.
Sialan kau rindu, rasanya ingin ku cabik-cabik
Haru
Hujan pukul tujuh, menutupi matahari
Memaksa kita untuk tetap dalam tidur
Dalam hawa dan suasana dingin itu pun,
Aku tau rasanya perasaan duka dan sedu
Tak perlu menunggu datangnya matahari
Hujan pun sudah menutupi senyumnya
Tak perlu menjadi saksi bisu dalam pagi
Matahari tak ingkar dalam kerjanya
Aku selalu senang dalam tangis dan haru
Aku selalu tetap tenang dan menangisi rasa
Saat datangnya hujan, itu tanda dalam sedih
Aku pun tak takut saat datangnya hujan itu
aku membaca setiap buku yang kau beri
merangkum setiap kata dari kata yang keluar
mencari arti makna dalam bukumu
ku mencari adakah aku di dalam buku itu?
aku memiliki buku yang indah dan tebal
cetakan tahun pertama, rilisan dari tuhan
dari setiap bab menceritakan keluh kesah
setiap baris menceritakan suka dan duku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI