Mohon tunggu...
Muhammad Rizal
Muhammad Rizal Mohon Tunggu... Penulis - Moto: Menulis untuk bermimpi

Hanya Sekedar Hobi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pencegahan Wabah Virus COVID-19 Melalui Sistematika Rohani dan Jasmani

9 Desember 2021   17:20 Diperbarui: 9 Desember 2021   17:25 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi tenaga medis menopang bumi yang sedang sakit-pixabay.com

Baru-baru ini, masyarakat dunia dikejutkan dengan munculnya virus varian baru yaitu Omicron. Banyak spekulasi variatif mengenai wabah yang sudah menyebar di sebagian dunia ini. Tanpa kita sadari, spekulasi tersebut membuat pikiran kita terbawa menyelami polemik yang merisaukan akal dan hati. Sehingga timbul rasa cemas, khawatir, dan takut akan kesehatan diri, keluarga, dan orang-orang yang kita cinta. Jika dibiarkan seperti ini, tentunya mental kita akan terganggu dan timbul penyakit.

Sudah jutaan orang meninggal dunia karena wabah ini. Dan sampai saat ini, tenaga medis belum melahirkan obat yang akurat. Bahkan tenaga medis pun ikut menjadi korban dari keganasan COVID-19.

Lantas kepada siapa lagi kita meminta pertolongan?

Kaum muslimin sendiri menyikapi wabah ini seharusnya bisa lebih bijak dengan berpedoman terhadap Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupan. Karena dalam ayat suci Al-Qur’an termaktub prinsip mencegah dan mengobati sebuah wabah penyakit. 

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ

Qul huwa lilladzina amanu hudan wa syifa. “Katakanlah, Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fussilat: 44).

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ   .

Wa idzaa maridtu fahuwa yashfiin. “Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy-Syu’ara’: 80).

Salah satu doa yang terkenal dikalangan masyarakat untuk menolak wabah penyakit adalah syair Lii Khomsatun yang berasal dari Imam Abu Hasan Asy-Syadzili. Di Indonesia, doa tersebut sering dipraktekan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari.

Berikut syairnya:

Li khomsatun uthfi biha

(Aku berharap diselamatkan dari panas derita wabah yang bikin sengsara)

Harral-wabail-hatimah

(Dengan wasilah derajat luhur lima pribadi mulia yang aku punya)

Al-Mushtafa wal-murtadha

(Baginda Nabi Muhammad al-Mushtafa SAW, Sayyidina Ali al-Murtadha)

Wabnahuma wa fathimah

(Dan kedua putra (Hasan dan Husain) serta Sayyidatina Fathimah az-Zahra binti Rasulillah SAW).

 Dari ayat-ayat tersebut, tentunya kita sudah paham bahwa segala penyakit pasti ada obatnya tak terkecuali virus COVID-19.

Jika kita membuka tabir realita, material virus COVID-19 tidak bisa dilihat oleh mata telanjang, sehingga terasa sulit bagi kita untuk menghindarinya. Namun, sejatinya virus COVID-19 yang tidak terlihat ini diciptakan oleh Dzat yang tidak terlihat, yaitu Allah. Maka, cara melawannya dengan sesuatu yang tidak terlihat pula yaitu keimanan kita kepada Allah dan doa.

Ada pula amalan dari Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim lewat ikhtiar batin. Dengan  memperbanyak membaca istighfar (Astagfirrullahal adhim waatubu ilaihi. Atasghfirrullahal adhima innahu kanaghafurraan). Menurut hadits Nabi, "Barangsiapa yang banyak membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan susah dan gundahnya berubah menjadi kebahagiaan, kesulitannya diberikan jalan keluar dan Allah akan melimpahkan rizki kepadanya yang tidak diduga-duga," terang Kiai Asep.

kemudian ada dari Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) bagi umat Islam, dengan menyempurnakan wudhu. Selain itu, membaca doa secara konsisten di antaranya dengan membaca kalimat:

 بسم الله لا يضر مع اسمه شئ في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم،

(BismiLlãhi lã yadhurru ma'asmiHi syai-un fil ardhi walã fissamã-i waHua s-Samii'ul 'Aliim), setiap habis Subuh dan Maghrib; juga jika mau keluar rumah..

Gus Mus juga mengingatkan untuk senantiasa membaca shalawat Nabi di sela-sela waktu longgar dengan berbagai jenis shalawat yang disukai atau dihafal. "Berdoa:

 اللهم إنا نسألك العفو والعافية والمعافاة الدائمة في الدين والدنيا والآخرة

(Allahumma innã nas'aluKa al-'afwa wal-'ãfiata wal mu'ãfata fiddiini waddunyã wal ãkhirah. Wawallãhu Musta'ãn). (sumber:  NUOnline.com)

Di samping kita mencegah wabah virus Corona lewat rohani, tentunya kita juga harus berusaha melawannya secara jasmani dengan protokol kesehatan dan perilaku hidup sehat.

Seperti mencuci tangan, memakai masker, mengurangi mobilisasi, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, olahraga, menjaga kebugaran dan makan-makanan yang bergizi.

Banyak orang yang belum menerapkan perihal pencegahan dua metode ini secara bersamaan. Ada yang hanya fokus pada pencegahan rohani saja, dan ada juga yang fokus terhadap pencegahan secara jasmani saja. Sedangkan, esensi yang benar adalah memadukan keduanya dalam satu perilaku hidup untuk mencegah wabah virus Corona yang tidak terlihat ini memangsa kita.

Jadi, mengintegrasikan kedua metode ini sangatlah relevan bagi kaum muslimin. Hikmahnya, di samping kita menjaga jiwa (hifdzu-nafs), juga memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun