Dalam hal ini, Guru memiliki peran sentral dalam memastikan keberhasilan implementasi pendidikan inklusif, terlebih ketika teknologi AI diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan pembelajaran. Dalam rangka mengupayakan keberdayaan AI dalam pengimplementasian pendidikan inklusif, kiat-kiat yang dapat di terapkan untuk standarisasi Guru dalam mengajar adalah sebagai berikut :
- Program Sertifikasi
Mengadakan program sertifikasi khusus untuk guru yang fokus pada penggunaan AI dalam pendidikan inklusif. Program ini harus mencakup pelatihan teknis dasar hingga lanjutan, seperti cara menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif atau alat bantu berbasis AI.
- Pendekatan Modular
Menyusun pelatihan dalam modul-modul kecil yang fleksibel, sehingga guru dapat mengikuti sesi sesuai dengan waktu yang tersedia tanpa mengganggu jadwal mengajar mereka.
- Kolaborasi dengan Pengembang Teknologi
Pengembang teknologi AI dapat bermitra dengan lembaga pendidikan untuk memberikan pelatihan langsung kepada guru. Dalam sesi ini, mereka tidak hanya mengajarkan teknis penggunaan alat, tetapi juga memberikan contoh aplikasi praktis di kelas inklusif.
- Dukungan Pemerintah dan Kebijakan Pendidikan
Pemerintah perlu mengalokasikan dana khusus untuk pelatihan teknologi bagi guru, terutama di sekolah inklusif. Kebijakan pendidikan juga harus mendorong integrasi teknologi AI dalam kurikulum pelatihan guru yang dikelola oleh lembaga pendidikan tinggi atau pusat pelatihan profesi.
Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pendidikan inklusif menawarkan peluang besar untuk mengatasi tantangan aksesibilitas yang dihadapi oleh banyak siswa, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Melalui teknologi AI, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih personal, adaptif, dan inklusif, di mana setiap siswa, tanpa memandang latar belakang atau kebutuhan khusus, dapat mengakses materi dan pengalaman belajar yang setara.
Namun, untuk mewujudkan potensi penuh AI dalam pendidikan inklusif, tantangan terkait kesenjangan digital, biaya, pelatihan guru, serta isu etika dan privasi data perlu diatasi dengan solusi yang tepat. Guru sebagai penggerak utama dalam pendidikan inklusif memerlukan pelatihan dan dukungan berkelanjutan agar dapat memanfaatkan AI dengan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dalam menghadapi masa depan pendidikan, kolaborasi antara pemerintah, pengembang teknologi, dan lembaga pendidikan menjadi kunci dalam menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar inklusif. Dengan langkah yang tepat dan komitmen bersama, AI dapat menjadi alat yang memberdayakan, menciptakan kelas yang lebih berkeadilan, dan memberikan peluang yang setara bagi semua siswa untuk berkembang.
Melalui pemanfaatan teknologi ini secara bijak dan etis, kita dapat memastikan bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar harapan, tetapi kenyataan yang dapat dirasakan oleh setiap individu di seluruh dunia.
Referensi
Hata, A., Wang, H., Yuwono, J., & Nomura, S. (2023). Teknologi Asistif untuk Anak-anak dengan Disabilitas di Sekolah Inklusif dan Sekolah Luar Biasa di Indonesia.
Marfu'ah, I. R., Yasmara, D. N., & Al Amin, M. N. F. (2024). Analisis Program Pendidikan Inklusif bagi Disabilitas di Kota Kediri dengan Perspektif Problem Tree Analysis. ARIMA: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(4), 178-189.
Maulana, M. A. (2024). Peranan AI Dalam Sektor Pendidikan: Meningkatkan Pembelajaran Melalui Personalisasi. Kohesi: Jurnal Sains dan Teknologi, 5(1), 31-40.
Setiawan, A., Suryajaya, H., Rusbandi, R., & Farisi, A. (2017). Rancang Bangun Edugame The World of Word Berbasis unity 3D Dengan Implementasi Speech Recognition.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H