1. Lingkungan pesantren yang Ekslusif
      Ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh. Karena banyak sekali kebijakan pondok pesantren yang melarang adanya komunikasi dengan dunia luar pondok hingga taraf tertentu. Sehingga ini menjadi sasaran yang sangat empuk bagi oknum yang tidak bertanggung jawab melakukan hal yang hina semacam ini. Karena oknum mengetahui bahwa korban akan sulit berkomunikasi dengan dunia luar.
2. Kurangnya pengawasan atau screening psikologis terhadap pengurus atau civitas pesantren
      Kenapa ini bisa menjadi faktor yang sangat berpengaruh karena banyak sekali pondok pesantren yang menerapkan sistem pengabdian. Sistem pengabdian adalah sistem yang dimana pemilihan tenaga pengajar atau civitas, merupakan alumni langsung pondok tersebut atau bisa dibilang fresh graduate. Seringkali pengabdia dipilih melalui subjektifitas dari pihak pondok dan tidak melalui test screening yang ketat baik secara psikologi dan kompetensi. Sehingga menyebabkan adanya anomali dalam hal piskologi.   Â
3. Kurangnya pendidikan seks kepada Santri / Santriwati
      Tidak dapat dipungkiri pendidikan seks remaja menjadi sangat penting terutama di lingkungan pondok pesantren. Karena pendidikan seks tak hanya mengajarkan bagaimana manusia berkembang biak, namun mengajarkan tentang hormon dan perubahan genetik pada manusia. Yang dimana hal ini jarang sekali diperhatikan di pondok pesantren, karena masih ada stigma dimana pendidikan seks adalah hal yang tabu. Sehingga ketika mereka mengalami sesuatu yang berbau pelecehan seksual, mereka cenderung diam dan menerima karena tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
4. Kurangnya penanganan Psikologis baik secara pencegahan ataupun penanggulangan.
      Penanganan psikolgis sangat penting sekali dalam membentuk lingkungan pembelajaran yang kondusif dan aman. Karena psikologi berbicara soal kesehatan mental seseorang supaya menjadi manusia yang produktif dan berkualitas. Hal ini sangat amat diperlukan pada pondok pesantren mengingat tidak adanya kehadiran orang tua sehingga diperlukan adanya bantuan psikologis baik untuk perkembangan emosional, pengolahan rasa, bahkan di titik penanganan korban pelecehan.
      Namun pada kenyataannya masih banyak pondok pesantren yang belum terbuka terhadap penanganan psikologis anak. Karena masih banyak yang beranggapan penaganan secara spiritual sudah cukup dalam menangani problematika psikologi bahkan terhadap korban pelecehan. Akibatnya tak jarang terutama di lingkungan pondok, korban pelecehan bisa berpotensi menjadi pelaku sehingga menciptakan lingkaran permasalah yang tak kunjung selesai.
      Alasan-alasan diatas merupakan faktor-faktor yang sangat mendasari adanya pelecehan seksual di pondok pesantren. Dan permasalahan ini terus menjadi perbincangan dan bahkan memunculkan stigma yang tidak baik terhadap pondok pesantren. Yang dimana pondok pesantren adalah institusi pendidikan yang sangat mengedepankan moral,etika, dan akhlaqul karimah.
Solusi