Ibunya pun tampak sumringah. Dia bangga dengan anaknya yang cakap berbicara sehingga mendapatkan uang 5000. Lumayan buat beli beras dan dua bungkus kerupuk. Belum lagi harga ikan sedang turun, bolehlah hari ini Dia makan "mewah". Tapi perlahan wajahnya kembali muram, Dia rupanya geram melihat anaknya malah tertawa. Itu malah membuat orang-orang bersedih malah tidak kasian! Bodoh sekali!
Dari kejauhan ibunya berteriak agar fokus kepada anaknya, tapi anaknya tidak mendengarkan. Ia malah asik bercanda dengan temannya yang sama sekali tidak mendapatkan uang. Nampaknya semacam bangga anak itu mendapatkan uang. Tapi jangan lupa untuk mendoakan ibu tersebut. Ah ternyata anak itu lupa! Kalau saja ibu itu tahu mungkin uang tersebut akan diambilnya kembali.
Sekarang ibunya sudah tidak tahan lagi. Dia mendekat dan menjewer telinga anaknya. Anaknya menjerit! Membuat orang-orang bersedih melihat mereka berdua dan terheran-heran. Kini si Ibu mengaku salah. Ia terlalu cepat bertindak. Ah semakin orang-orang yang bersedih itu mengabaikan mereka berdua. Sekarang sulit untuk mereka menambah uang. Toh orang-orang semakin menjauh dari mereka dan malah mendekat pada anak-anak lain yang masih memakai muka memelas.
Kalau sudah begini, lebih baik mereka berdoa agar ada orang mati datang kesini lagi. Membawa orang-orang sedih baru. Yah, kadang yang terbaik justru hal yang terbalik kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H