Mohon tunggu...
MUHAMMAD RIFQI RASYIDDIN
MUHAMMAD RIFQI RASYIDDIN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sophomore Undergraduate Student of State Financial Management at Politeknik Keuangan Negara STAN | Green Economy Enthusiast | Visual Content Creator

In a world fueled by efficiency, I am committed to unraveling the art of organization. Through my studies and experiences, I am dedicated to honing the skills that transform chaos into structured brilliance. From optimizing processes to enhancing workflows, my journey is all about creating systems that drive seamless operations and tangible results.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Implementasi Pajak Karbon di Indonesia: Pembelajaran dari Swedia dan Finlandia serta Potensi Dampaknya terhadap Perekonomian

10 November 2024   17:00 Diperbarui: 10 November 2024   19:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran dari Swedia dan Finlandia

Indonesia dapat mengambil pembelajaran penting dari penerapan pajak karbon di Swedia dan Finlandia, di antaranya:

  1. Penetapan Tarif yang Efektif: Swedia berhasil menekan emisi karbon secara signifikan karena menerapkan tarif pajak yang tinggi. Tarif yang rendah, seperti yang diterapkan di Indonesia, mungkin tidak cukup untuk memberikan dorongan kuat kepada industri untuk beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

  2. Transparansi dan Konsistensi Kebijakan: Keberhasilan Swedia dan Finlandia dalam penerapan pajak karbon didukung oleh kebijakan yang transparan dan konsisten. Kedua negara ini memberikan insentif bagi industri yang mengurangi emisi karbon dan menerapkan penalti bagi yang tidak memenuhi standar emisi.

  3. Penggunaan Penerimaan Pajak untuk Proyek Hijau: Penerimaan pajak karbon di Finlandia sebagian besar dialokasikan untuk mendanai proyek-proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Indonesia dapat mempertimbangkan strategi serupa untuk memastikan bahwa penerimaan pajak karbon digunakan secara optimal dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

Potensi Dampak Pajak Karbon di Indonesia

Penerapan pajak karbon di Indonesia diharapkan dapat memberikan beberapa dampak positif, antara lain:

  1. Pengurangan Emisi Karbon: Dengan menerapkan pajak karbon, pemerintah berharap dapat menekan emisi karbon, terutama dari sektor energi yang menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi di Indonesia. Berdasarkan proyeksi Pratama et al. (2022), penerapan pajak karbon di sektor energi dapat membantu menurunkan emisi karbon secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

  2. Peningkatan Penerimaan Negara: Pajak karbon memberikan sumber penerimaan baru bagi pemerintah. Dengan tarif minimum Rp 30 per kilogram CO ekuivalen, potensi penerimaan dari sektor energi dapat mencapai triliunan rupiah. Hal ini memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendanai proyek-proyek lingkungan yang berkelanjutan.

  3. Dampak Terhadap Ekonomi: Salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah dampak pajak karbon terhadap perekonomian. Tarif yang terlalu tinggi dapat membebani industri dan konsumen, sehingga memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan dalam penetapan tarif pajak karbon agar tidak menghambat perekonomian.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun