Mohon tunggu...
Muhammad Rifqi Alwy
Muhammad Rifqi Alwy Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seputar Pertanyaan tentang Filsafat

14 Desember 2020   16:40 Diperbarui: 14 Desember 2020   17:35 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Notulen : Muhammad Rifqi Alwy

Disini saya akan memulai tulisan saya dengan tema jangan berfilsafat kalau tidak mau tersesat. Jika kita berbicara tentang filsafat sudah pasti banyak orang yang menjudge kalau filsafat itu sesat. Karena banyaknya mindset negatif manusia tentang filsafat (khususnya di Indonesia),  maka timbul juga banyak pertanyaan seputar ilmu filsafat.

Kawan-kawan jika kita amati lebih detil, dari banyaknya pertanyaan yg dilontarkan terhadap filsafat, pasti pertanyaan yang paling banyak dan paling sering muncul ada di 3 pertanyaan ini :

1. Buat apa belajar filsafat ?

2. Apakah orang berfilsafat itu jadi Atheis?

3. Benarkah Filsafat itu sesat dan menyesatkan ?

Baiklah,  saya akan berusaha menjawab ketiga pertanyaan itu dengan singkat,  padat,  dan jelas insya Allah.

Jawaban saya atas pertanyaan pertama : "manusia belajar filsafat itu untuk menjadi manusia yang bijaksana, cerdas, berpikir kritis, dan selalu melihat sesuatu dari berbagai macam sudut pandang,  serta mampu menempatkan suatu kebenaran ditempat yang benar"

Jawaban saya atas pertanyaan kedua : "orang yang berfilsafat tidak semuanya atheis.  Memang tidak bisa dipungkiri banyak orang atheis yang berfilsafat,  tapi justru karena mereka berfilsafat, mereka banyak menemukan kebenaran tentang bukti adanya Tuhan,  makanya banyak orang atheis ketika mereka berfilsafat mereka menemukan kebenaran sehingga mereka tidak menjadi atheis lagi, melainkan mereka hijrah menjadi orang yang bergama dan mempercayai adanya Tuhan yang satu yakni Allah SWT". 

Saya ingin mengutip kata-kata yang dilontarkan oleh seorang failasuf sekaligus ilmuan sains yang bernama francis baccon : "mereka yang punya sedikit ilmu sians menjadi atheis,  tapi mereka yang punya pengetahuan mendalam tentang sians, mereka menjadi orang yang beriman pada Tuhan".

Jawaban saya atas pertanyaan ketiga : "iya benar,  filsafat itu memang benar sesat-menyesatkan,  tapi sesat menyesatkan dijalan yang benar.

Selain 3 pertanyaan itu,  pasti masih banyak yang bertanya-tanya lagi tentang "apasi dampang kita berfilsafat ? Terus siapa aja tokoh-tokoh filsafat emangnya?

Baiklah disini saya akan coba bahas beberapa dampak dari berfilsafat :

1. Selalu melihat segala sesuatu dari berbagai macam sudut pandang.

Contohnya : ketika ada suatu kejadian selalu bertabayun,  tidak hanya melihat dari satu sudut pandang,  melainkan dia melihat kejadian tersebut dengan berbagai macam sudut pandang yang sudsh dia klarifikasi kebenarannya,  agar tidak salah dalam mengambil suatu tindakan dan tidak mudah mengatakan bahwa orang lain itu salah serta tidak mudah menuduh orang sesat.

2. Berfikir kritis.

Contoh : ketika ada berita yang belum jelas keberadaannya,  dia selalu berusaha menggali,  mencaritau tentang berita yang di dapatinya,  sehingga efeknya untuk keadaan zaman saat ini adalah,  kita bisa menjadi orang yang bijaksana dan tidak mudah terkena hoax.

3. Tokoh filsafat diantaranya ; Thales,  anaximander, anaximenes, democratus,  phytaghoras, plato, socrates, aristoteles, alkindi, alfarabi,  ibn sina, ibn bajah, ibn thufail, ibn rusyd, alghozali, dan masih banyak yang lainnya.

Intinya adalah bahwa filsafat adalah merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala sesuatu secara kritis dan mengakar sehingga menimbulkan sebuah hakikat kebenaran, yakni suatu kebijaksanaan. 

Dan para failasuf adalah orang-orang yang mencintai kebijaksanaan.  Ketika kita berfilsafat kita tidak akan mudah dibodohi dan dibohongi orang dengan kabar hoax.  Ketika kita berfilsafat juga kita akan menemukan Tuhan tidak hanya dengan satu elemen,  melainkan dengan empat elemen, yakni melalui syariat, tarikat, hakikat,  dan ma'rifat. 

Dan dengan kita berfilsafat kita juga dapat mengelola kecerdasan intrlektual, spiritual, dan emosional kita dengan baik sehingga kita dapat menjadi orang yang bijaksana,  baik dari segi beragama,  bersosialisasi,  ataupun bertindak.

Ibnu Rusyd mengatakan bahwa filsafat dengan agama itu merupakan hal yang saling berkaitan. Menurut Ibnu Rusyd dari sejumlah ayat Alquran seperti al-Hasyr ayat 2, al-A'raf ayat 185, al-An'am ayat 75, al-Ghasiyah ayat 17, dan Ali Imran ayat 191 menganjurkan dan memerintahkan mencari metode yang paling sempurna. Analogi yang digunakan juga setara dengan metode yang dipakai, yaitu  burhani.

Metode burhani sendiri merupakan salah satu terminologi dan metode penting dalam filsafat. Mempelajari filsafat adalah perintah yang bersifat wajib. Jadi kalau masih ada orang yang bilang berfilsafat itu sesat menyesatkan,  ya emang bener filsafat itu sesat menyesatkan,  tapi sesat menyesatkan di jalan yang benar.

"Lihat apa yang dibicarakan, dan jangan lihat siapa yang berbicara"

Wallahu'alam bishowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun