Mohon tunggu...
Muhammad Rifki Sulaiman
Muhammad Rifki Sulaiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis itu indah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zakat dan Distribusi Kekayaan Dalam Perspektif Ekonomi Islam di Mandailing Natal, Sumatera Utara

25 Desember 2024   02:52 Diperbarui: 25 Desember 2024   03:08 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peranan penting dalam redistribusi kekayaan dan pengentasan kemiskinan. Di Mandailing Natal, Sumatera Utara, zakat menjadi instrumen vital dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama mengingat mayoritas penduduknya beragama Islam. Artikel ini akan membahas pengelolaan zakat, tantangan yang dihadapi, serta potensi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Mandailing Natal bertanggung jawab dalam pengelolaan dan distribusi zakat. Namun, pengelolaan zakat di daerah ini masih tergolong tradisional dan belum sepenuhnya optimal. Menurut data, pada tahun 2017, jumlah dana zakat yang berhasil dihimpun hanya sekitar Rp 2,5 miliar, sementara potensi zakat diperkirakan mencapai Rp 35 miliar per tahun. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara potensi dan realisasi pengumpulan zakat.

Proses distribusi zakat umumnya dilakukan melalui pinjaman dengan akad rahn, di mana mustahiq (penerima zakat) wajib mengembalikan dana tersebut tanpa bunga. Namun, terdapat tantangan dalam hal pemantauan dan pengendalian penggunaan dana oleh mustahiq, yang sering kali tidak dilakukan secara teratur

  • Tantangan dalam Pendistribusian Zakat

Beberapa tantangan utama yang dihadapi BAZNAS Mandailing Natal dalam pengelolaan zakat meliputi:

  1. Sumber Daya Manusia Terbatas: Jumlah petugas BAZNAS yang terbatas menghambat efektivitas pengelolaan dan distribusi zakat.

  2. Jarak dan Aksesibilitas: Mustahiq seringkali tinggal jauh dari pusat layanan BAZNAS, menyulitkan akses mereka terhadap bantuan.

  3. Penyalahgunaan Dana: Ada kasus di mana mustahiq menyalahgunakan dana zakat untuk keperluan yang tidak produktif.

  4. Potensi Zakat untuk Pemberdayaan Ekonomi

Zakat memiliki potensi besar untuk memberdayakan ekonomi masyarakat Mandailing Natal. Dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam dan kesadaran akan kewajiban membayar zakat, jika dikelola dengan baik, dana zakat dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Penggunaan dana zakat untuk kegiatan produktif seperti usaha kecil dapat membantu mengurangi angka kemiskinan yang masih tinggi di daerah ini.

Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin di Mandailing Natal terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, jumlah penduduk miskin mencapai 43.240 jiwa. Oleh karena itu, optimalisasi pengelolaan zakat menjadi sangat penting untuk menanggulangi masalah ini.

  • Strategi Pemberdayaan Ekonomi Melalui Zakat

Untuk meningkatkan efektivitas distribusi dan pemberdayaan ekonomi melalui zakat, beberapa strategi yang dapat diterapkan meliputi:

1. Modernisasi Pengelolaan Zakat: Mengubah pola distribusi dari tradisional ke sistem yang lebih modern dan terencana.

2. Peningkatan Kualitas SDM: Melatih petugas BAZNAS agar lebih mampu dalam mengelola dan mendistribusikan zakat secara efektif.

3. Monitoring dan Evaluasi: Menerapkan sistem pemantauan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana oleh mustahiq untuk memastikan bahwa dana digunakan secara produktif.

4. Pendidikan Keuangan bagi Mustahiq: Memberikan pelatihan kepada mustahiq tentang manajemen keuangan agar mereka dapat memanfaatkan dana zakat dengan lebih baik.

Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan potensi zakat dapat dimaksimalkan untuk memberdayakan masyarakat Mandailing Natal dan mengurangi angka kemiskinan secara signifikan.

Kesimpulan

Zakat memiliki peran yang sangat penting dalam redistribusi kekayaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Meskipun potensi zakat di daerah ini cukup besar, pengelolaannya masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, jarak aksesibilitas, dan risiko penyalahgunaan dana.

Untuk mengoptimalkan fungsi zakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan langkah-langkah strategis, termasuk modernisasi pengelolaan zakat, peningkatan kualitas SDM di BAZNAS, serta penerapan sistem monitoring yang ketat. Selain itu, pendidikan keuangan bagi mustahiq juga penting untuk memastikan bahwa dana zakat digunakan secara produktif.

Dengan pendekatan yang tepat, zakat dapat menjadi alat efektif dalam mengurangi kemiskinan dan memberdayakan ekonomi masyarakat Mandailing Natal secara berkelanjutan.

DISUSUN OLEH: Muhammad Rifki Sulaiman 2113040131 Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah(UIN Imam Bonjol Padang)

Sumber

1.Welfare: Journal of Islamic Economics and Finance https://e-journal.uingusdur.ac.id/jief

2. Baznas Sumut Salurkan Zakat Infak Sedekah Periode Truwulan II Tahun 2023 https://sumut.baznas.go.id/news-show/BAZNAS_SUMUT_Salurkan_ZIS_Periode_Triwulan_II_Tahun_2023/2242

3. Efektivitas Pengelolaan Dan Pendistribusian Dana Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat (STUDI KASUS : BAZNAS PROVINSI SUMATERA UTARA)  https://jurnal.stain-madina.ac.id/index.php/eksya/article/view/1026

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun