Seperti yang dialami Catur Ferianto siswa kelas VII MTs Ya Robi, Grobogan, Jawa Tengah terpaksa bekerja menjadi kuli bangunan. Uang dari hasil keringatnya itu ia tabung demi bisa membeli HP untuk belajar online. Perjuangan Catur agar bisa tetap mengenyam pendidikan di tengah pandemi Covid-19.Â
Semakin miris pula ketika muncul di media televisi seorang pria paruh baya mencuri gawai hanya karena ingin memenuhi tuntutan pembelajaran di sekolah. Mereka tidak ingin melakukan hal-hal itu, tapi apalah daya jika keadaan yang menuntut mereka untuk melakukannya. Pemerintah seharusnya lebih galak lagi dalam memberikan bantuan gawai untuk pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.
Jaringan Tak Memumpuni
Selain masalah gawai, jaringan juga menjadi permasalahan yang membuat anak-anak sulit dalam mendapatkan materi pembelajaran. Kesulitan jaringan itu membuat mereka terpaksa untuk mencari tempat yang tinggi agar mendapatkan jaringan yang bagus. Tak ayal mereka harus naik turun bukit yang terjal dan curam. Tentu medan yang berbahaya itu sangat berisiko bagi mereka yang masih kecil dan memiliki badan yang ringkih. Mereka rela mempertaruhkan keselamatan mereka hanya untuk bisa tetap ikut materi pembelajaran di sekolah. Miris sekali ketika melihat kenyataan bahwa di masa modern ini masih saja ada daerah yang belum mendapat jangkauan sinyal. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Pasalnya ini sangat berbahaya sekali bagi mereka.
Bantuan Kuota Gratis Pemerintah
Apabila kita mengenal daring/online tentu tidak lepas dari yang namanya paket data. Nah kebutuhan untuk tetap online itu juga menguras kantong. Mereka yang kaya tentu tidak khawatir dengan paket data mereka sendiri, mereka bahkan bisa membeli data sebanyak yang mereka inginkan.Â
Harga mahal pun bukan masalah bagi mereka, tapi bagi mereka yang orang kecil, membeli kuota itu sesuatu yang sangat berat. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini. Ketika pemasukan mereka menurun drastis, malahan pengeluaran mereka meningkat karena tuntutan paket data.Â
Pemerintah memang sudah mendengar keluhan masyarakat dan berjanji akan memberikan bantuan kuota kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Kabar mengenai kuota gratis ini membuat mereka bisa bernafas lega dan gembira. Namun satu hal saja yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yaitu ketepatan sasaran penerima kuota bantuan.
Hak Warga Negara Indonesia
Setiap warga negara Indonesia itu memiliki hak untuk mengenyam pendidikan. Pemerintah itu sebagai pemberi sarana dan prasarana sebagai media untuk mendapatkan ilmu. Apabila ada yang mengalami kekurangan maka pemerintah berkewajiban membantu dari segala bidang terutama pendidikan. Karena yang mampu membuat negara ini tetap berdiri kokoh untuk kedepannya ialah pendidikan itu sendiri. Penggerak perubahan Indonesia untuk lebih maju itu sendiri ialah generasi mudanya. Jika generasi muda cerdas maka negara juga akan maju. Negara ini bisa hancur apabila satu hal ini tidak didapatkan. Apa itu? Pendidikan jawabannya.
Lihat negara-negara besar seperti Cina maupun Amerika, negara mereka bisa maju sekali. Itu semua karena mereka sangat memerhatikan pendidikan di negara mereka. Bagi mereka pendidikan itu sangat penting dan menjadi nomor satu bagi mereka. Segala sarana dan prasarana pendidikan mereka permudah. Akan tetapi bagaimana Indonesia? Indonesia malah menomor sekiankan pendidikan. Lucunya Indonesia itu, semua hal menunggu viral di jagad maya terlebih dahulu sebelum pemerintah bertindak.