PENDAHULUAN
Hak untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dijamin dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Maka tidak heran apabila persaingan dunia pendidikan di Indonesia semakin tinggi. Lembaga pendidikan berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanannya agar mendapatkan siswa sebanyak banyaknya. Pada dasarnya, semakin banyak lembaga pendidikan, maka semakin banyak pilihan siswa untuk memilih sekolah yang memenuhi harapan mereka. Ini adalah akibat hasil dari pasar bebas, yang konsekwensinya akan membuat calon siswa lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih sekolah mereka. Terlebih dalam persaingan di bursa kerja yang semakin sulit menuntut para siswa harus mampu memilih lembaga pendidikan yang menjanjikan. Maka institusi pendidikan harus memiliki kemampuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat saat ini dan masa depan (Pranoto et al., 2016).
Guru profesional harus memberikan layanan terbaik kepada siswanya. Layanan terbaik seorang guru adalah memenuhi kebutuhan siswa. Mutu pendidikan harus terjamin sehingga mampu memberi kepuasan kepada siswa maupun orang tua. Sesuai dengan konsep manajemen kualitas total (TQM), Administrator (kepala sekolah) dan pegawai (guru dan tenaga kependidikan) harus berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pelayanan guru sebagai komponen yang berinteraksi langsung dengan siswa adalah faktor penting yang meningkatkan kepuasan siswa. Â (Hastari, 2022).
Strategi sekolah dengan menerapkan program menyambut siswa di gerbang sekolah setiap pagi sebelum pembelajaran dimulai adalah salah satu cara memberikan pelayanan prima kepada peserta didik. Sambutan guru di gerbang sekolah merupakan salah satu praktik manajemen yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekolah, khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD). Dalam konteks pendidikan, interaksi awal di pagi hari saat siswa tiba di sekolah memiliki peranan penting.
PEMBAHASANÂ
Sambutan guru di gerbang sekolah bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga mencerminkan budaya sekolah yang positif. Praktik ini penting untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi siswa dan berkontribusi pada manajemen sekolah yang efektif. Kegiatan menyambut siswa di gerbang sekolah oleh para guru telah menjadi tren positif di banyak sekolah dasar (SD) di Indonesia. Praktik sederhana namun penuh makna ini ternyata memiliki dampak signifikan terhadap manajemen sekolah secara keseluruhan.
Hal ini selaras dengan konsep mendidik yang diajarkan Ki Hajar Dewantara. Mendidik dalam pengertian yang sebenarnya adalah proses memanusiakan manusia (humanisasi), sehingga fokus pendidikan dapat berada di setiap tahap perkembangan siswa. Humanisasi pendidikan yang diterapkan oleh Ki Hajar Dewantara populer dengan sebutan system among, di mana sistem ini menggunakan tiga konsep yaitu;
- Ing ngarsa sung tulada (di muka memberi contoh),
- Ing madya mangun karsa (di tengah membangun cita-cita),
- Tut wuri handayani (mengikuti dan mendukungnya).
Dalam hal menyambut siswa di awal pembelajaran, guru memberi contoh dalam hal kedisiplinan, keramah-tamahan, dan bekerjasama meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Disamping itu guru juga ikut serta membangun iklim pembelajaran yang kondusif (Anggraini, 2021).
Beberapa manfaat penting yang didapatkan dari kegiatan ini antara lain:
- Meningkatkan Kedisiplinan
Sambutan guru di gerbang sekolah secara tidak langsung mendorong siswa untuk datang tepat waktu. Siswa cenderung merasa lebih termotivasi untuk hadir lebih awal ketika mereka tahu bahwa guru-guru mereka sudah menunggu di gerbang. Hal ini membantu manajemen sekolah dalam menegakkan disiplin waktu tanpa harus menerapkan hukuman yang keras. Penelitian oleh  M Zam Romi, dkk (2023) menunjukkan bahwa budaya 5S membantu siswa untuk membiasakan diri dengan perilaku positif yang mencerminkan sifat disiplin.
- Membangun iklim pembelajaran yang positif
- Interaksi singkat namun bermakna di pagi hari antara guru dan siswa membantu membangun hubungan yang lebih dekat. Siswa merasa dihargai dan diperhatikan, Sementara guru dapat lebih memahami kondisi emosional siswa sejak awal hari. Ini menciptakan iklim sekolah yang positif, yang sangat penting bagi efektivitas manajemen sekolah.
- Sambutan guru di gerbang sekolah juga menghasilkan dampak positif yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar. Guru yang menyambut siswa dengan baik, ramah tamah serta penuh semangat dan kehangatan akan membawa energi positif ke kelas, sehingga mampu yang menciptakan suasana belajar yang lebih baik. Lingkungan belajar yang positif ini juga mendorong siswa untuk datang ke sekolah dengan gembira, merasa diterima, dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. (Cetiya, 2024).
- Meningkatkan Motivasi Belajar
Sambutan hangat di pagi hari dapat meningkatkan semangat dan motivasi siswa untuk belajar. Siswa yang merasa dihargai dan disambut dengan baik cenderung lebih siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini membantu manajemen sekolah dalam mencapai tujuan akademik dengan lebih efektif. Melalui kegiatan penyambutan ini, siswa diajarkan nilai-nilai karakter yang positif, seperti sopan santun dan saling menghargai. Nilai-nilai ini tidak hanya penting dalam interaksi sosial, tetapi juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan disiplin siswa dalam belajar (Winanda et al., 2024).
- Membangun Citra Positif Sekolah
Sambutan guru kepada siswa di awal pembelajaran ini berkontribusi dalam membangun citra positif sekolah melalui beberapa cara:
- Menciptakan Lingkungan yang Ramah:
Dengan adanya kegiatan penyambutan yang melibatkan guru dan siswa, sekolah menciptakan suasana yang hangat dan ramah. Hal ini dapat membuat siswa merasa diterima dan dihargai, yang pada gilirannya meningkatkan kepuasan dan kebanggaan terhadap sekolah.
- Menanamkan Nilai-Nilai Karakter:
Kegiatan penyambutan pagi tidak hanya sekadar menyapa, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai seperti disiplin, sopan santun, dan komunikasi yang baik. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, sekolah menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan karakter, yang merupakan bagian penting dari citra positif.
- Membangun Kebiasaan Positif:
Kegiatan penyambutan pagi yang rutin dapat membentuk kebiasaan positif di kalangan siswa, yang tidak hanya berdampak pada perilaku mereka di sekolah tetapi juga di luar sekolah. Kebiasaan baik ini dapat menciptakan citra positif bagi sekolah sebagai lembaga yang mendidik siswa menjadi individu yang baik.
Jadi, praktik menyambut siswa di gerbang menciptakan kesan positif tentang sekolah, tidak hanya bagi siswa namun juga bagi wali murid dan masyarakat. Hal demikian membantu manajemen sekolah dalam membangun reputasi yang baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan dukungan masyarakat terhadap berbagai program sekolah (Sari et al., 2024).
SIMPULAN
Meskipun terlihat sederhana, kegiatan menyambut siswa di gerbang sekolah memiliki dampak yang luas terhadap berbagai aspek manajemen sekolah SD. Dari meningkatkan kedisiplinan hingga membangun citra positif sekolah. Praktik ini terbukti menjadi alat manajemen yang efektif dan efisien. Sekolah-sekolah yang belum menerapkan kegiatan ini mungkin perlu mempertimbangkan untuk mengadopsinya sebagai bagian dari strategi manajemen mereka. Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian di Indonesia, praktik ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembentukan karakter siswa dan penciptaan lingkungan belajar yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, G. O. (2021). Analisis Pendidikan Humanistik Ki Hajar Dewantara dalam Konsep Kurikulum Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara ' s Analysis of Humanistic Education in the Concept of an Independent Learning Curriculum. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 15(1), 33--45.
Cetiya, T. (2024). Implementasi Salam Pagi Sebagai Pembiasaan Dan Keteladanan Positif Membangun Budaya Sekolah Sd Kanisius Wonogiri. BAHUSACCA: Pendidikan Dasar Dan Manajemen Pendidikan, 3(1), 5--12. https://doi.org/10.53565/bahusacca.v3i1.1145
Hastari, R. (2022). Hubungan Kompetensi Guru dan Kepuasan Siswa dalam Pembelajaran. Jurnal Kependidikan, 10(1), 81--98.
Pranoto, W. Y., Sunarto, & Alfarisy, S. (2016). Analisis Kepuasan peserta didik berdasarkan kualitas pelayanan di SMK Batik 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Bisnis Dan Ekonomi, 20.
Sari, R. K., Nichla, S. A. C., & Zumrotun, E. (2024). PEMBIASAAN PAGI DI SD AL-ISLAM: MEMBANGUN GENERASI BERKARAKTER. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 09, 4230--4245.
Winanda, F. A., Lisdayanti, S., Kusumaningsih, D., Paulina, Y., & Rustinar, E. (2024). Membangun Karakter Santun Melalui Kultur Sekolah dalam Kegiatan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun). Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(1), 205--212. https://doi.org/10.29303/jipp.v9i1.1884
Undang-undang sisdiknas nomor 20 tahun 2003
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H