Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jasa Batik Air dan Peran Aviasi dalam Misi Kemanusiaan

20 Februari 2020   14:00 Diperbarui: 20 Februari 2020   14:05 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Hercules C-130 milik TNI dalam misi kemanusiaan di Wamena pada Oktober 2019. / jawapos.com

Pesawat memiliki peran besar dalam dunia transportasi. Begitu juga dalam misi penyelamatan, pesawat berperan dalam mempercepat evakuasi orang-orang dari wilayah rawan. Kita ingat ketika pesawat digunakan dalam evakuasi warga Papua yang ada di Wamena dan bencana alam yang terjadi di Palu pada Oktober 2018 silam.

Pesawat Hercules C-130 milik TNI dalam misi kemanusiaan di Wamena pada Oktober 2019. / jawapos.com
Pesawat Hercules C-130 milik TNI dalam misi kemanusiaan di Wamena pada Oktober 2019. / jawapos.com
Pesawat Hercules C-180 A dari TNI Skadron Udara 32 Abdulrahman Saleh dalam misi kemanusiaan gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Palu dan Donggala pada November 2018 silam. / tni.mil.id
Pesawat Hercules C-180 A dari TNI Skadron Udara 32 Abdulrahman Saleh dalam misi kemanusiaan gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Palu dan Donggala pada November 2018 silam. / tni.mil.id
Apalagi daya tampung pada pesawat komersil yang didesain untuk membawa orang dalam jumlah besar. Jumlah kursi pesawat ditampung hingga sebanyak lebih dari 200 unit untuk memudahkan misi penyelamatan. Apalagi, didukung dengan teknologi canggih yang berperan besar untuk mendukung keselamatan penerbangan.

Seperti teknologi HEPA Air Filter seperti yang sudah dijelaskan. Sistem ini berperan besar dalam memudahkan penyaringan dan pembuangan virus Corona. Sistem ini terletak di bagian dalam Air Conditioner yang memudahkan menyaring partikel yang ada di sekitarnya, termasuk penumpang. Teknologi itu diterapkan pada pesawat Batik Air yang menggunakan armada Airbus A330-300CEO.

Berkaitan misi penyelamatan, pesawat juga memiliki kecepatan yang sangat tinggi sehingga memudahkan sistem evakuasi dari satu wilayah ke wilayah lain termasuk antar negara. Seperti misi penyelamatan WNI dari Wuhan yang terisolasi selama beberapa hari.

Penggunaan pesawat komersial untuk misi penyelamatan ini sangat jarang. Sebab, mayoritas pesawat yang digunakan adalah pesawat militer yang memiliki akses izin yang mudah dari pemerintah RI.

Adapun pesawat komersial, pemerintah melalui kementerian perhubungan harus menggelontorkan biaya sekitar 100 juta dolar untuk berbagai hal. Mulai dari penyewaan itu sendiri, maintenance, pelayanan seperti logistik untuk penumpang, hingga biaya pembersihan virus seperti pada maskapai Batik Air.

Belum lagi, biaya perizinan dari pemerintah kepada pihak maskapai. Hal ini penting dilakukan agar terhindar dari resiko yang tidak diinginkan seperti gangguan pada penerbangan. Apalagi, pesawat komersial merupakan pesawat reguler yang sistem keamanannya tidak secanggih pesawat militer. Meskipun begitu, jumlah besar serta akses destinasi yang mudah dijangkau dapat mempermudah penerbangan misi kemanusiaan.

Tentu saja, misi ini membutuhkan pengorbanan yang sangat besar. Biaya dalam jumlah besar, perlindungan pengungsi, hingga perawatan pesawat semua harus dipikirkan dengan matang. Belum lagi, para awak harus menggunakan pakaian khusus yaitu hazmat suit yang berfungsi melindungi tubuh dari paparan virus termasuk Corona (Covid-19).

Seorang tim penyelamat menggunakan hazmat suit saat menjalankan misi kemanusiaan penyelamatan WNI di Wuhan, China. / kumparan.com
Seorang tim penyelamat menggunakan hazmat suit saat menjalankan misi kemanusiaan penyelamatan WNI di Wuhan, China. / kumparan.com
Misi ini sangatlah dramatis mengingat perjuangan yang besar. Maskapai akan mendapatkan reward seperti sertifikat maupun rating apabila misi ini berhasil. Tentu, perjuangan ini sangatlah besar dan tidak mudah dilakukan pihak maskapai. Mereka harus gerak cepat dan siap menghadapi resiko apapun untuk misi penyelamatan ini.

Tentu saja, prestasi yang diberikan pemerintah kepada Batik Air dapat menjadi perbaikan bagi maskapai penerbangan Indonesia di masa depan. Pelayanan seperti jam terbang, kedatangan, hingga kondisi prima para kru harus lebih ditingkatkan mengingat misi kemanusiaan di Wuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun