Mohon tunggu...
Muhammad Reza Santirta
Muhammad Reza Santirta Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis adalah seni

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jasa Batik Air dan Peran Aviasi dalam Misi Kemanusiaan

20 Februari 2020   14:00 Diperbarui: 20 Februari 2020   14:05 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Hercules C-180 A dari TNI Skadron Udara 32 Abdulrahman Saleh dalam misi kemanusiaan gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi Palu dan Donggala pada November 2018 silam. / tni.mil.id

Pemerintah Indonesia, melalui Kemenhub RI, sempat bernegosiasi dengan pemerintah China untuk menentukan penerbangan misi kemanusiaan. Tentu kita akan bertanya, mengapa tidak menggunakan pesawat berplat merah seperti Garuda Indonesia? Padahal, pesawat ini mempunyai beberapa armada berbadan lebar seperti 10 unit Boeing 777-300ER, 7 unit Airbus A330-200, 17 unit Airbus A330-300, dan yang terbaru 3 unit Airbus A330-900Neo.

Pesawat Batik Air ID-8618 telah tiba di Bandara Hang Nadiem, Batam, Kepri pada Minggu (02/02/2020) / id.berita.yahoo.com
Pesawat Batik Air ID-8618 telah tiba di Bandara Hang Nadiem, Batam, Kepri pada Minggu (02/02/2020) / id.berita.yahoo.com
Pemerintah China tetap bersikukuh menggunakan regulasi yang ditetapkan untuk penerbangan 'misi kemanusian'. Artinya, pesawat yang dipilih adalah operator yang memiliki izin penerbangan reguler dari dan ke Wuhan. Garuda Indonesia tereliminasi karena belum mengantongi izin untuk destinasi Wuhan. Pilihan hanya ada pada Maskapai Lion Air Group dan Sriwijaya Air yang memiliki izin terbang ke Wuhan. Kemudian, menurut Kementerian Perhubungan, dibutuhkan pesawat berbadan lebar dan yang memilikinya hanya anak perusahaan dari Lion Air Group yaitu Batik Air.

Adapun leading sector atau pihak pelaksana misi tersebut adalah Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan. Mereka juga menetapkan bahwa penerbangan harus menyesuaikan peraturan resmi dunia penerbangan.

Teknologi yang Diterapkan

Pihaknya sudah menyediakan dan melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) dan masker dan alat pelindung diri (APD), sarung tangan (hand gloves), dan cairan/gel pembersih tangan (hand sanitizer) agar terhindar dari penularan. Bahkan, pesawat Batik Air sudah mempunyai teknologi penyaring sekaligus pembunuh virus yaitu HEPA Air Filter yang terletak di bodi pesawat.

HEPA Air Filter pada kabin pesawat terbang / rtpcompany.com
HEPA Air Filter pada kabin pesawat terbang / rtpcompany.com
Menurut Presiden Direktur Lion Air Erdward Sirait, HEPA Air Cabin Filter (High-Efficiency Particle Filters) dapat menyaring udara dari kabin ke luar pesawat termasuk bakteri dan virus corona. Sistem kerja penyaring partikel ini bertugas menyaring serta membuat sirkulasi ulang dari kabin dan menyampurkannya dengan udara bersih.

Sebagian udara yang berada di dalam kabin dibuang hingga keluar menuju atmosfer. Sisanya, dipompa melalui filter udara HEPA dan bisa menghilangkan unsur bakterial hingga 99 persen. Bahkan kabarnya, sistem ini juga dapat menghilangkan unsur zat radioaktif.

Perputaran filter HEPA ini berlangsung cepat hingga mengubah udara seluruhnya sekitar 15-30 kali perjam atau 1-2 kali per menit.

Sistem sirkulasi HEPA pada pesawat terbang / avialiks.com
Sistem sirkulasi HEPA pada pesawat terbang / avialiks.com
Walaupun sistem HEPA Filter ini tergolong canggih, pihak maintenance tetap harus membersihkan bagian kabin untuk menghilangkan sisa paparan virus Corona. Pesawat ini harus dilakukan pembersihan secara rutin selama 14 hari agar sisa paparan virus ini bisa hilang seluruhnya.

Pesawat Sebagai Bagian dari Misi Kemanusiaan

Pesawat ini memiliki sistem canggih seperti yang dikatakan sebelumnya. Penyaringan zat-zat ataupun partikel di dalam kabin dapat disaring hingga bersih seluruhnya. Tentu kecanggihan ini dapat diterapkan pada tiap-tiap pesawat yang beroperasi setiap hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun