Â
Seorang pria duduk termangu di sebuah bangku taman. Ia merentangkan tangannya atas bangku. Matanya menatap dengan lusuh.
Jas hitam dengan pakaian rapi itu terlekat di tubuhnya. Ia memang terlihat gagah meskipun matanya terlihat sendu. Ia memandang dunia ini seakan bewarna abu-abu.
Sebuah android tergeletak di samping pinggang kirinya. Sesekali, ia membuka Instagram untuk melihat kabar dari temannya. Sudah lama ia tidak bersua dengan mereka.
Ia melihat sebuah foto dari seorang teman gadis yang dahulu ia taksir. Perempuan muda berjilbab hitam itu pertama kali ia kenal saat awal masuk SMP. Dulunya, ia sering berambut poni dan berkaca mata kotak.
Pria itu sering mengambil kesempatan dengan duduk berjejer. Jangankan bicara, mengirim surat saja butuh nyali. Mereka hanya saling melempar senyum.
Saat kelas 2 SMP, mereka berdua berpisah. Jarak yang memisahkan membuatnya sulit bertemu. Senyum dan sapanya saja bisa membuat dirinya meleleh.
"Rijal..." Sapa gadis itu dengan senyum merekahnya. Mengubah bunyi 'z' menjadi 'j' saja terdengar merdu di telinga.
Kebahagian semu dengan gadis itu juga tidak berlangsung lama. Seorang teman pria bernama Hito dari kelasnya sudah menggebet hatinya.
Kebahagiaannya langsung sirna perlahan. Hubungannya dengan pria lain membuat hubungannya semakin berjarak.
Ia hanya bisa menunjukkan senyum pada gadis itu setiap bertemu. Ada rasa yang membuat jantungnya berdetak kencang. Kata pepatah, 'seperti genderang mau perang'.