Bantahan itu juga diperkuat oleh Presiden Direktur PT. Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wiradjaya. Pihaknya mengatakan, mereka telah mengadakan kerjasama dengan beberapa pabrikan otomotif seperti pembuatan ban, velg, knalpot, dan sasis kargo.Â
Bahkan, ia juga menegaskan tidak ada manfaatnya jika membangun pabrik ini hanya sekedar untuk mengganti emblem.
Pabriknya sudah memiliki tempat pengujian seperti tempat uji break, suspensi, struktur bodi, dan headlamp. Selain itu, pabriknya juga mempunyai tempat test drive, jalan berlubang, dan lain-lain. Menurut Direktur Esemka, semuanya sesuai dengan ketentuan dari Kemenperin No. 34/2017.
Antara Desain Mobil di Indonesia dengan Luar Negeri
Kemunculan Esemka tentu menimbulkan kontroversi karena dianggap sebagai proyek pencitraan politik presidennya. Namun, penulis tidak akan lebih jauh membahas politik dibalik kemunculan mobil Esemka. Desain konsep otomotif sangat berhubungan erat dengan adanya industri pembuatan mobil.
Pabrik otomotif di Indonesia masih berada pada sektor perakitan. Mulai dari eksterior seperti bodi, pengembangan komponen mesin hingga finishing. Selebihnya adalah pembuatan interior, mulai dari pembuatan kursi, dashboard, langit-langit, hingga beberapa komponen lainnya. Hal ini dilakukan untuk menekan angka biaya produksi yang nilainya sangat besar.Â
Semuanya melibatkan seni yang dicampur dengan ilmu teknik. Namun, porsi seni sangatlah besar karena menakankan pada prestige atau gaya hidup. Hal itu tentu tidak menyulitkan bagi industri otomotif luar negeri karena mereka memiliki banyak dukungan serta pelanggan setia dari seluruh dunia.
Namun, apakah itu berarti tidak menyurutkan semangat anak bangsa untuk berkarir sebagai desainer mobil? Tentu tidak.Â
Sebab, masih ada beberapa produk hasil buatan anak bangsa yang hasil desain produk mobilnya dikenal bahkan di kancah internasional. Tentu, semua itu berangkat dari passion dan tekad yang sangat sangat besar terhadap desain otomotif.