Ia juga mengembangkan kebijakan ekonomi yang berfokus pada industrialisasi dan teknologi, mendukung anggaran yang berimbang, dan mengkritik beberapa kebijakan pemerintah, seperti program mobil nasional Timor dan korupsi yang memperburuk dampak krisis finansial Asia pada 1997-1998. Soemitro turut mengembangkan Lembaga Pendidikan Ekonomi (LPEM) FEB UI, menjabat sebagai Dekan dari tahun 1953 hingga 1955.Â
Pengaruhnya juga terlihat pada generasi berikutnya, dengan murid-muridnya seperti JB Sumarlin, Ali Wardhana, dan Widjojo Nitisastro yang kemudian menjadi Menteri Ekonomi Indonesia. Dalam keseluruhan karirnya, Soemitro meninggalkan jejak yang sangat signifikan dalam sejarah ekonomi Indonesia dan dikenal sebagai begawan ekonom serta politikus terkemuka yang berperan besar dalam mencetak ekonom-ekonom Indonesia melalui lembaga pendidikan dan kebijakan ekonomi yang inovatif.
Â
Kematian dan Warisan
Soemitro meninggal dunia pada 9 Maret 2001 di Rumah Sakit Dharma Nugraha, Rawamangun, Jakarta Timur, dalam usia 84 tahun. Ia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak dengan cara dan di tempat sederhana sesuai dengan wasiatnya. Soemitro meninggalkan warisan yang penting dalam sejarah ekonomi dan politik Indonesia, serta menjadi guru bagi beberapa menteri pada masa pemerintahan Soeharto
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI