Contoh Kasus: Fortuna dan Virtue dalam Kehidupan Nyata
Mari kita lihat dua kasus hipotetis:
- Kasus Pertama: Seorang mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengikuti konferensi internasional (fortuna). Namun, ia kurang mempersiapkan diri dan gagal memanfaatkan kesempatan tersebut. Akibatnya, ia tidak mendapat manfaat maksimal dari pengalaman itu.
- Kasus Kedua: Mahasiswa lain tidak mendapat peluang serupa, tetapi ia secara proaktif mencari alternatif seperti mengikuti webinar atau program lokal. Dengan virtue-nya, ia berhasil meningkatkan kualitas dirinya meskipun tanpa dukungan keberuntungan yang besar.
Dari dua kasus ini, jelas bahwa virtue memiliki peran yang lebih dominan dalam jangka panjang. Namun, jika virtue dipadukan dengan fortuna, hasil yang dicapai bisa jauh lebih optimal.
Kesimpulan
Menjadi sarjana unggul dan profesional membutuhkan keseimbangan antara fortuna dan virtue. Keberuntungan dapat membuka jalan, tetapi kebajikan dan kemampuan pribadi adalah kunci untuk menjaga dan memaksimalkan peluang tersebut. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terus mengembangkan diri, tetap waspada terhadap peluang, dan menghadapi ketidakpastian dengan sikap yang positif.
Dengan menyeimbangkan fortuna dan virtue, seorang sarjana tidak hanya dapat meraih kesuksesan akademik dan profesional, tetapi juga menjadi pribadi yang inspiratif bagi lingkungan sekitarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI