Minimnya Akses PendidikanÂ
Banyak anak jalanan di Jember tidak memiliki akses yang memadai ke pendidikan. Ini membuat mereka sulit untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Banyak anak jalanan berasal dari latar belakang keluarga yang tidak mampu.
Kemiskinan menciptakan hambatan finansial yang signifikan. Anak-anak jalanan dan keluarga mereka mungkin tidak mampu membayar biaya pendidikan seperti biaya sekolah, seragam, buku pelajaran, dan alat tulis. Karena itu, mereka sering tidak memiliki opsi pendidikan formal yang terjangkau. kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah sosial dan kesejahteraan yang kompleks. meningkatkan akses terhadap pendidikan, perawatan kesehatan, peluang ekonomi, dan dukungan sosial bagi individu dan keluarga yang hidup dalam kemiskinan.
Dampak
Permasalahan anak jalanan di Jember memiliki dampak yang luas, baik bagi anak-anak tersebut maupun masyarakat secara keseluruhan.
Munculnya Kriminalitas
Anak jalanan adalah salah satu masalah sosial yang mendalam dan kompleks di Kota Jember. Masalah ini tidak hanya melibatkan kehidupan anak-anak yang berada dalam situasi yang sulit, tetapi juga memiliki dampak serius pada tingkat kriminalitas dalam Masyarakat.
Anak-anak jalanan sering menjadi target eksploitasi oleh orang dewasa yang memanfaatkan mereka untuk berbagai aktivitas kriminal seperti pencurian, perdagangan narkoba, atau perdagangan manusia.
Anak jalanan rentan akan kekerasan baik fisik maupun mental yang membuat mereka menjadi pribadi yang sangat keras. Sehingga untuk bertahan hidup di jalanan yang keras, anak-anak ini mungkin bergabung dengan geng jalanan untuk mendapatkan perlindungan dan dukungan sosial.
Stigmatisasi
Stigmatisasi adalah proses atau tindakan sosial yang melibatkan penilaian negatif, stereotip, diskriminasi, atau pemberian label negatif terhadap individu atau kelompok berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap tidak sesuai dengan norma atau ekspektasi sosial. Stigmatisasi dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk sosial, ekonomi, etnis, agama, dan kesehatan mental. Ini menciptakan stereotip dan prasangka yang dapat mengakibatkan diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil terhadap individu atau kelompok yang terkena stigmatisasi