Assalamualaikum teman-teman, mari sama-sama kita kenali pembagian najis dan cara-cara menyucikannya agar ibadah yang kita lakukan terutama shalat 5 kali sehari sah dan tertunai kewajiban di dunia.
Salah satu syarat sah-nya shalat ialah sucinya badan, pakaian dan tempat dari najis yang tidak dimaafkan. Jadi, sebelum seorang melakukan shalat maka ia harus pastikan terlebih dahulu bahwa ia suci dari najis, karena apabila syarat ini tidak terpenuhi maka ibadah yang sehari-hari kita lakukan ini tidak diterima sebab tidak sesuai aturan yang telah ditetapkan, dan kita wajib menggantinya. Namun, apa yang di maksud dengan najis? Dan berapa pembahagiannya? Simaklah uraian berikut yang kami jelaskan dari matan ringkas kitab Safinatunnaja karangan Syekh Salim Bin Abdullah Sumair.
(فصل) النجاسة ثلاثه : مغلظة ومخففة ومتوسطة . المغلظة : نجاسة الكلب والخنزير وفرع أحدهما . والمخففة : بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين. والمتوسطة : سائر النجاسات.
(فصل ) المغلظة : تطهر بسبع غسلات بعد إزالة عينها ،إحداهن بتراب . والمخففة : تطهر برش الماء عليها مع الغلبة وإزالة عينها .
والمتوسطة تنقسم إلى قسمين: عينية وحكميه . العينية : التي لها لون وريح وطعم فلا بد من إزالة لونها وريحها وطعمها . والحكمية : التي لا لون لها ولا ريح ولاطعم لها يكفيك جري الماء عليها.
- Pengertian Najis
1. Bahasa
Secara bahasa najis ialah sesuatu yang kotor, sekalipun itu suci seperti dahak, mani, dan ingus. Dan najis haram dikonsumsi apabila ia telah keluar dari sumbernya.
2. Istilah/ Syariat
Secara syariat najis ialah kotoran yang dapat menghalangi sah-nya shalat.
- Pembagian Najis
Najis dari segi hukum dan cara menyucikannya terbagi kepada pembagian :
1. Najis Mughallazah (Najis Berat)
A. Pengertian
Najis Mughallazah ialah najis yang diberatkan oleh syariat hukum dan cara menyucikannya. Najis mughallazah terdiri dari najis anjing ,babi dan sesuatu yang berasal dari kedua-nya. Jadi, benda suci apabila terkena liur, kencing, atau kerigat dari kedua hewan tersebut maka benda suci terkena hukum najis berat, begitu pula ketika benda suci terkena tubuh dari kedua hewan ini dalam keadaan basah.
B. Cara menyucikannya
Najis Mughallazah suci dengan cara dibasuh tempat terkena najis menggunakan air sebanyak 7x dan salah satu basuhan mengguakan tanah sesudah menghilangkan zat najis nya. Ada 3 cara untuk menyucikannya sebagaimana disebutkan dalam kitab Taqrirat As-Sadidah Karangan Habib Hasan Bin Muhammad Al-Kaf :
- Air dan tanah di campur hingga keruh, kemudia dibasuh di tempat terkenanya najis (ini merupakan cara yang paling utama)
- Tanah di letakkan di tempat terkena najis kemudian disirami air diatasnya.
- Air disiram ditempat terkena najis, kemudian letakkan tanah diatasnya.
2. Najis Mukhaffah (Najis ringan)
A. Pengertian
Najis ringan ialah najis yang hukum dan cara penyuciannya diringankan oleh syariat. Najis yang termasuk pembagian ini hanya satu, yaitu kencing anak kecil laki-laki yang belum sampai usia 2 tahun (hitungan hijriyah) dan tidak memakan dan meminum apapun kecuali asi. Jadi, kencing anak perempuan tidak termasuk pembagian ini.
B. Cara Menyucikannya
Cara penyucian najis ini ialah yang paling ringan dibandingkan dua pembagian lainnya, yaitu dengan cara memercikkan air pada tempat terkena najis dengan syarat air percikan terkena seluruh tempat najis, melebihi volume kencing serta hilang sifat-sifat kencing (bau, rasa, dan warna) . Tetapi, penyucian dengan cara membasuhkan air pada tempat terkena-nya najis lebih utama dari memercikkan air.
3. Najis Mutawassitah (Najis Sedang/Pertengahan)
A. Pengertian
Najis sedang ialah najis yang berada di pertengahan antara najis ringan dan berat secara hukum dan cara penyuciannya. Najis yang termasuk pada kategori ini ialah seluruh najis selain dua pembagiannya diatas. Seperti kencing, kotoran hewan, dan lain sebagainya. Najis mutawassitah terbagi 2 pembagian lagi :
- Najis Ainiyyah
- Yaitu najis yang masih ada sifatnya (Warna, Bau dan rasanya), ataupun najis ini masih bisa disaksikan/dilihat oleh mata.
- Najis Hukmiyyah
- Yaitu najis yang telah hilang sifatnya (Warna, Bau dan rasanya), tidak bisa dilihat oleh mata tetapi kita hukumi terdapat najis pada-nya. Seperti kencing yang telah kering.
B. Cara Penyuciannya
Apabila najisnya termasuk yang Hukmiyyah maka cukup dengan mengalirkan air pada tempat terkena najis, tetapi apabila najis termasuk Ainiyyah maka cara menyucikannya ialah dengan membasuhkan air pada tempat terkena najis sehingga hilang sifat-sifat najis (hilang warna, bau dan rasanya).
Nah, sudah sepatutnya bagi kita sebagai seorang muslim untuk mengenali najis-najis yang dapat menyebabkan shalat kita tidak sah dan bagaimana tata cara menyucikannya, karena ibadah yang kita lakukan dengan ilmu lebih utama daripada ibadah tanpa ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H