Mohon tunggu...
Muhammad Rafly Setiawan
Muhammad Rafly Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Manager Pemantauan Nasional Netfid Indonesia | Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Nasional

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memiliki hobi travelling, menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengaruh Kualitas Informasi, Kualitas Sistem, dan Kualitas Layanan terhadap Minat Beli Ulang Pengguna E-Commerce di Tiktok

12 Januari 2025   07:48 Diperbarui: 12 Januari 2025   18:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi https://www.firstpagedigital.sg/resources/social/how-to-set-up-tiktok-shop/

TikTok merupakan platform yang semula dikenal sebagai aplikasi berbagi video pendek, kini berkembang pesat menjadi salah satu pemain dominan dalam industri e-commerce.

Tidak hanya menyajikan hiburan, TikTok juga menawarkan pengalaman berbelanja yang menarik bagi penggunanya melalui berbagai fitur, termasuk TikTok Shop yang memungkinkan pengguna untuk membeli produk langsung dari video yang mereka tonton.

Kendati demikian, bagi pengusaha dan pemasar yang ingin memanfaatkan potensi ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi minat beli ulang pengguna di TikTok.

Faktor-faktor tersebut antara lain kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan merupakan tiga elemen krusial yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk kembali berbelanja di platform ini.

Dalam tulisan ini, saya akan mengulas secara mendalam bagaimana ketiga faktor tersebut berperan dalam membentuk minat beli ulang pengguna TikTok. Mari kita ulas bersama.

Dasar Kepercayaan Pengguna dalam Berbelanja

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam berbelanja di e-commerce adalah kualitas informasi yang tersedia. 

Sumber: Ilustrasi channelengine.com
Sumber: Ilustrasi channelengine.com

Di TikTok, kualitas informasi mencakup berbagai aspek. Mulai dari deskripsi produk, harga, ulasan pengguna, hingga informasi pengiriman dan kebijakan return barang.

Informasi yang jelas, akurat, dan mudah dipahami akan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Sayangnya, meskipun TikTok memiliki potensi besar dalam hal berbagi informasi, banyak pengguna yang masih merasa kesulitan dalam mendapatkan informasi yang cukup dan relevan tentang produk yang mereka lihat.

Berbeda dengan platform e-commerce lainnya yang lebih terstruktur, TikTok sering kali menampilkan produk dalam bentuk video yang bersifat kreatif dan terkadang tidak dilengkapi dengan informasi yang mendetail.

Hal ini dapat menciptakan ketidakpastian dan mengurangi rasa percaya diri konsumen dalam membuat keputusan pembelian.

Sebagai solusi, penjual di TikTok perlu memastikan bahwa setiap produk yang ditawarkan dilengkapi dengan informasi yang jelas dan komprehensif, baik itu melalui deskripsi yang lengkap di bagian produk, pengunggahan video yang menampilkan detail produk secara jujur, maupun menyediakan informasi ulasan dari pembeli sebelumnya.

Hal ini akan mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kredibilitas, dan pada akhirnya dapat meningkatkan minat beli ulang.

Selain itu, penggunaan konten kreatif yang mengedepankan edukasi produk seperti tutorial penggunaan produk atau unboxing, juga bisa memperkaya informasi yang diterima konsumen.

Dengan cara ini, TikTok bisa menjadi lebih dari sekadar platform hiburan, melainkan menjadi ruang informasi yang mendalam bagi penggunanya.

Pengalaman Pengguna yang Menentukan Keputusan Pembelian

Kualitas sistem dalam konteks e-commerce di TikTok mencakup aspek teknis dari platform itu sendiri seperti kecepatan aplikasi, kemudahan navigasi, kehandalan sistem pembayaran, dan keamanan transaksi.

Sumber: Ilustrasi channelengine.com
Sumber: Ilustrasi channelengine.com

Bagi pengguna, pengalaman berbelanja yang lancar dan tanpa hambatan merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan untuk kembali membeli produk di masa depan.

Saat ini, TikTok Shop terus berupaya untuk memperbaiki fiturnya. Meski sudah ada beberapa kemajuan, namun masih ada kekurangan dalam hal user interface dan user experience yang bisa membuat frustrasi beberapa pengguna.

Misalnya, proses checkout yang tidak seintuitif platform e-commerce lainnya atau kurangnya fitur untuk melacak pengiriman dengan mudah, dapat membuat pengalaman berbelanja terasa kurang memuaskan.

Kualitas sistem yang buruk dapat menciptakan ketidaknyamanan dan bahkan mengurangi kepercayaan konsumen terhadap TikTok sebagai platform e-commerce.

Misalnya, kegagalan dalam sistem pembayaran atau gangguan saat proses pembelian bisa merusak pengalaman pengguna. Bahkan, jika itu informasi produk yang ditawarkan sudah sangat baik.

Dengan demikian, penting untuk mencari jalan keluarnya. Maka, solusi lainnya adalah TikTok harus terus berinvestasi dalam peningkatan kualitas sistemnya.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki dan menyederhanakan alur pembelian agar lebih user-friendly, mempercepat waktu loading aplikasi, dan memastikan bahwa sistem pembayaran yang terintegrasi lebih aman dan cepat.

Selain itu, penting bagi TikTok untuk terus meningkatkan fitur pelacakan pengiriman agar pengguna dapat dengan mudah memantau status pesanan mereka tanpa harus keluar dari aplikasi.

Membangun Hubungan Emosional dengan Pengguna

Kualitas layanan adalah aspek yang sangat penting dalam membangun minat beli ulang pengguna e-commerce, tanpa terkecuali di TikTok.

Sumber: Ilustrasi channelengine.com
Sumber: Ilustrasi channelengine.com

Layanan pelanggan yang responsif, solusi cepat terhadap masalah, dan kemudahan dalam proses return barang merupakan bagian dari pengalaman berbelanja yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.

Namun demikian, banyak pengguna TikTok yang mengeluhkan keterbatasan akses terhadap layanan pelanggan, terutama apabila terjadi masalah dengan produk yang mereka beli.

Walaupun TikTok Shop menawarkan kemudahan berbelanja langsung dari video, tetapi belum ada jaminan bahwa proses layanan pelanggan berjalan dengan lancar.

Jadi wajar, apabila ada keluhan atau masalah yang dihadapi pengguna bisa saja tidak segera teratasi, sehingga menurunkan kepercayaan mereka terhadap platform tersebut.

Dengan kata lain, membangun layanan pelanggan yang responsif dan efektif adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

Salah satu solusi yang bisa diimplementasikan adalah dengan menyediakan layanan chatbot yang dapat memberikan jawaban instan atas pertanyaan yang sering diajukan (FAQ) dan menyediakan opsi live chat dengan staf customer service untuk masalah yang lebih kompleks.

Selain itu, TikTok juga bisa memperkenalkan sistem klaim atau pengembalian barang yang lebih mudah diakses, dengan prosedur yang jelas dan transparan.

Penting pula, untuk menekankan bahwa kualitas layanan tidak hanya terbatas pada dukungan setelah pembelian, tetapi juga mencakup pengalaman pra-penjualan.

Misalnya, respon cepat terhadap pertanyaan tentang produk atau pengiriman bisa memberikan kesan bahwa penjual peduli terhadap kebutuhan dan kenyamanan pelanggan. Dengan demikian, konsumen akan meningkatkan minat beli ulang.

Membangun Kepercayaan dan Loyalitas Pengguna

Kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan adalah tiga pilar utama yang berkontribusi terhadap minat beli ulang pengguna di TikTok.

Sumber: Ilustrasi https://www.firstpagedigital.sg/resources/social/how-to-set-up-tiktok-shop/
Sumber: Ilustrasi https://www.firstpagedigital.sg/resources/social/how-to-set-up-tiktok-shop/

Ketiganya saling terkait dan saling memperkuat satu sama lain dalam menciptakan pengalaman berbelanja yang positif bagi pengguna.

Tanpa kualitas informasi yang jelas, konsumen bisa merasa ragu untuk membeli produk. Tanpa kualitas sistem yang handal, konsumen bisa terganggu oleh pengalaman berbelanja yang tidak memuaskan.

Selain itu, tanpa kualitas layanan yang responsif, pelanggan bisa merasa diabaikan dan kehilangan rasa percaya terhadap platform e-commerce sebesar TikTok.

Untuk itu, TikTok perlu terus mengembangkan ketiga aspek ini dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pengguna secara keseluruhan.

Melalui perbaikan berkelanjutan dalam hal kualitas informasi, sistem dan layanan, TikTok dapat menciptakan ekosistem e-commerce yang tidak hanya menarik bagi pengguna baru, tetapi juga mampu mempertahankan pengguna yang sudah ada sehingga meningkatkan minat beli ulang secara berkelanjutan.

Membangun E-Commerce yang Berkelanjutan di TikTok

TikTok memiliki potensi luar biasa untuk menjadi platform e-commerce yang dominan di masa depan. Namun untuk mencapai hal itu, TikTok harus memahami dan mengelola kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan secara holistik dan terintegrasi.

Ketiga faktor ini tidak hanya penting untuk meningkatkan minat beli ulang, melainkan untuk menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan antara pengguna dan platform.

Dengan fokus pada peningkatan kualitas ketiga elemen tersebut, TikTok dapat membangun loyalitas pengguna yang kuat, memperkuat ekosistem e-commerce-nya, dan menjadikan dirinya sebagai pilihan utama bagi konsumen dalam berbelanja online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun